logo Kompas.id
EkonomiAS Pengaruhi Tatanan Wisata
Iklan

AS Pengaruhi Tatanan Wisata

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan keimigrasian Amerika Serikat bisa dimanfaatkan dan berdampak positif bagi industri pariwisata Indonesia, antara lain dengan menarik wisatawan Timur Tengah ke Indonesia. Adapun dari sisi kinerja bisnis, sejauh ini belum berdampak secara langsung bagi pengusaha Indonesia. Akan tetapi, dampak kebijakan AS tersebut sebaiknya tidak hanya dilihat secara mikro. Ada hal yang lebih makro atau berdampak luas, yakni tatanan pariwisata dunia yang berubah."Kunci penting dari pariwisata adalah keamanan dan kenyamanan. Jika di suatu negara banyak demo, kerusuhan, dan tindakan anarki, tentu membuat wisatawan ragu untuk datang ke negara tersebut. Pariwisata AS tahun ini sudah pasti terpuruk. Demikian juga di negara-negara lain yang resisten," tutur Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Asnawi Bahar di Jakarta, Selasa (31/1). Akan tetapi, apabila kebijakan AS tersebut menimbulkan resistensi buruk di banyak negara, pariwisata dunia akan terganggu.Resistensi, lanjut Asnawi, bisa memunculkan reaksi yang mengganggu keamanan suatu negara. Apabila hal itu terjadi, keamanan dan kenyamanan yang menjamin sektor pariwisata akan hilang. Menurut data CEIC, wisatawan Tiongkok terbanyak ke Indonesia pada 2016, yakni 1,317 juta orang. Adapun wisatawan AS yang berkunjung ke Indonesia pada 2016 sebanyak 269.550 orang. MencermatiKalangan dunia usaha di Indonesia mencermati arah kebijakan AS, termasuk kebijakan keimigrasian. Sebab, kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari konstelasi politik dan kebijakan suatu negara. "Perkembangan menunjukkan, ternyata Presiden Donald Trump tidak sekadar beretorika saat kampanye," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia Sanny Iskandar. Sanny mengatakan, kebijakan keimigrasian yang dikeluarkan AS tidak berdampak langsung kepada pengusaha Indonesia. Dengan demikian, kebijakan itu tak perlu dikhawatirkan.Selama ini, ujarnya, pengusaha Indonesia bisa pergi ke sejumlah negara dalam melaksanakan kegiatan bisnis global mereka. Kepergian itu termasuk ke negara-negara yang saat ini warganya untuk sementara dilarang masuk AS tersebut. "Mungkin kalau sebelumnya masuk AS melalui negara-negara tersebut, melihat kondisi belakangan, mereka akan memilih langsung ke AS," kata Sanny. Menurut Sanny, arah kebijakan proteksionis AS akan memengaruhi kinerja ekspor beberapa komoditas dari Indonesia. Ekspor karet dari Indonesia ke Tiongkok, misalnya, akan terpengaruh ketika ekspor ban dari Tiongkok ke AS dikenai penyesuaian tarif bea masuk seiring arah kebijakan proteksionis AS.Menurut data BPS, AS merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia pada 2016, dengan nilai 15,684 miliar dollar AS. Negara tujuan ekspor Indonesia berikutnya adalah Tiongkok, senilai 15,098 miliar dollar AS. Negara asal impor utama Indonesia adalah Tiongkok, dengan nilai 30,686 miliar dollar AS. Impor Indonesia dari AS pada 2016 sebesar 7,202 miliar dollar AS. Sejumlah perusahaan Indonesia yang memiliki kantor di AS antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kedua bank BUMN itu memiliki kantor di New York. Sekretaris Perusahaan BNI Ryan Kiryanto mengatakan, BNI mengikuti perkembangan situasi terkini di AS. Sejauh ini, operasional kantor BNI di New York masih normal dan dalam kondisi baik. Sementara itu, Sekretaris Perusahaan BRI Hari Siaga Amijarso menyebutkan, sejauh ini belum ada instruksi khusus bagi karyawan BRI di New York. "Namun, karyawan tetap diminta mengikuti perkembangan terkini dan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI dan Kantor Pusat BRI di Jakarta," kata Hari. Hari menambahkan, BRI memastikan perizinan pekerja BRI di New York, terutama yang memiliki green card di AS. (ARN/CAS/IDR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000