logo Kompas.id
EkonomiKemenhub Kaji Kemungkinan...
Iklan

Kemenhub Kaji Kemungkinan Satelit Cuaca Independen

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Keselamatan transportasi, terutama penerbangan dan pelayaran, sangat tergantung pada kondisi cuaca. Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan mengkaji pengadaan satelit independen. Pengkajian dilakukan bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). "Satelit independen akan meningkatkan kecepatan dan ketelitian informasi cuaca, khususnya bagi penerbangan maupun pelayaran," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi seusai berkunjung ke kantor BMKG di Jakarta, Rabu (15/2).Menurut Budi Karya, pemerintah memikirkan berbagai alternatif untuk meningkatkan ketepatan dan kecepatan informasi cuaca. "Dengan wilayah Indonesia yang sangat luas, kita tetap butuh peningkatan peralatan untuk kegiatan penerbangan, kelautan, atau mengembangkan kerja sama dengan negara-negara lain," katanya. Budi Karya mengakui, peralatan yang dimiliki BMKG sudah bagus. Namun, dengan satelit cuaca independen, hasil yang didapat akan lebih rinci dan akurat. Untuk pelayaran, diakui Budi Karya, peralatannya juga masih perlu ditingkatkan. Sementara, untuk penerbangan, Budi Karya meminta pelaku industri untuk bekerja sama dalam menciptakan informasi sesuai waktu terkini. Kepala BMKG Andi Eka Sakya menyebutkan, terkait pemanfaatan satelit, BMKG masih bekerja sama dengan beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok. "Kalau ada satelit independen, dengan sendirinya tingkat ketelitian semakin bagus," ujarnya.Maklumat Sementara itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan maklumat pelayaran tanggal 13 Februari 2017 kepada para kepala syahbandar dan kepala unit pelaksana teknis (UPT). Melalui maklumat tersebut, para pelaut diminta mewaspadai cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang masih terjadi di sebagian wilayah perairan Indonesia.Direktur Jenderal Perhubungan Laut Tonny Budiono mengatakan, maklumat pelayaran ini diterbitkan, menyusul peringatan dini dari BMKG yang memperkirakan pada 12-18 Februari 2017 akan terjadi cuaca ekstrem dengan gelombang setinggi 2,5-4 meter. Gelombang tinggi ini disertai hujan lebat, angin kencang, dan petir di beberapa wilayah perairan.Gelombang tinggi, antara lain akan terjadi di perairan Sabang, perairan Bengkulu dan Pulau Enggano, perairan barat Lampung, perairan timur Kepulauan Riau dan Lingga, Laut Natuna, serta perairan Kepulauan Natuna dan Anambas. "Selain itu, gelombang tinggi juga akan terjadi di Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Pulau Jawa, dan perairan Kepulauan Sangihe-Talaud," kata Tonny. (ARN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000