logo Kompas.id
EkonomiTransaksi Sekitar 18,64 Miliar...
Iklan

Transaksi Sekitar 18,64 Miliar Dollar AS

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Industri teknologi keuangan digital akan terus berkembang di Indonesia. Tahun ini, total transaksi diproyeksikan mencapai 18,64 miliar dollar AS. Untuk merealisasikannya, Asosiasi Fintech Indonesia akan menyasar pasar yang belum mendapatkan pembiayaan dari industri jasa keuangan konvensional.Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Indonesia Ajisatria Suleiman kepada Kompas di Jakarta, Rabu (15/2), mengatakan, laju pertumbuhan jasa teknologi keuangan digital (tekfin) di Indonesia cukup pesat. Berdasarkan Statistik Tahunan Asosiasi Fintech Indonesia, estimasi nilai industri tekfin nasional tahun ini mencapai 18,64 miliar dollar AS atau sekitar Rp 248,47 triliun.Besaran nilai tersebut terdiri dari layanan pembayaran digital sebesar 18,61 miliar dollar AS, pembiayaan bisnis 14 juta dollar AS, dan pembiayaan perorangan 20 juta dollar AS. Pada 2016, total nilai transaksi industri tekfin di Indonesia sebesar 15,02 miliar dollar AS. "Nilai transaksi tersebut terus meningkat sejak 2015 yang sebesar 12,053 miliar dollar AS. Pada 2021 nanti, estimasi nilai transaksinya sebesar 37,146 miliar dollar AS," ujarnya.Ajisatria menambahkan, peluang tekfin memberikan layanan pembiayaan bagi masyarakat dan pelaku usaha masih besar. Masih ada sekitar 49 juta pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang belum terjangkau perbankan dengan potensi pembiayaan sekitar Rp 988 triliun. "Saat ini, pembiayaan yang disalurkan industri tekfin melalui mekanisme peer to peer lending masih di bawah Rp 150 miliar," ujarnya.Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia Adrian Gunadi mengatakan, pembiayaan perorangan dan UKM masih menjadi fokus utama. Selain potensi pasar masih besar, hal itu juga terjadi karena ada pembatasan penyaluran pembiayaan melalui konsep pinjam meminjam antarpihak maksimal Rp 2 miliar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Dengan pembatasan itu, industri tekfin memang belum bisa masuk ke sektor pembiayaan manufaktur dan infrastruktur. Namun, setidaknya industri tekfin dapat berkontribusi mendorong peningkatan inklusi keuangan di Indonesia. "Pembiayaan di sektor manufaktur dan infrastruktur baru bisa dilakukan ke subkontraktor atau jasa penopangnya. Untuk pembiayaan proyek besarnya, perbankan nasional masih mampu memberikan pembiayaan," katanya.KepatuhanOJK mencatat, pada awal tahun ini terdapat sekitar 600 perusahaan tekfin di sektor pinjam meminjam di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 157 perusahaan sudah melapor ke OJK dengan 120 perusahaan di antaranya sudah mematuhi ketentuan Peraturan OJK Nomor 77/POJK.01/2016 dengan skema pinjam meminjam antarpihak.Selain tekfin, layanan keuangan digital perbankan atau e-banking juga terus berkembang. Berdasarkan data OJK, jumlah nasabah pengguna e-bankingmeningkat 270 persen dari 13,6 juta nasabah pada 2012 menjadi 50,4 juta nasabah pada 2016. Frekuensi transaksinya juga meningkat 169 persen dari 150,8 juta transaksi pada 2012 menjadi 405,4 juta transaksi pada 2016.Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, selama 2016, jumlah transaksi elektronik Bank Mandiri 2,78 miliar, tumbuh 24,1 persen dibandingkan tahun 2016. Salah satu penopangnya adalah transaksi elektronik di sektor jasa transportasi dan kereta rel listrik.Sementara itu, Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sis Apik Wijayanto mengatakan, volume layanan keuangan digital melalui agen BRIlink pada 2016 sebesar 139,1 triliun atau meningkat 389 persen selama setahun. Saat ini, BRI telah memiliki 84.550 agen layanan keuangan digital dan 84.087 agen laku pandai."Kami terus melakukan akuisisi agen BRIlink terutama di daerah yang belum terjangkau bank untuk mengembangkan layanan keuangan digital dan inklusi keuangan," ujarnya. (HEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000