logo Kompas.id
EkonomiKedai Modern Berhadapan dengan...
Iklan

Kedai Modern Berhadapan dengan Gaya Hidup

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPASUntuk bertahan dalam menghadapi kompetisi yang ketat di perkotaan, kedai modern perlu modal besar. Karena itu, konsep pendirian kedai modern ini juga harus menyesuaikan dengan perubahan gaya hidup masyarakat. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta, Jumat (17/2), di Jakarta, mengatakan, konsep kedai modern (convenient store) adalah menjual produk olahan jadi. Dengan demikian, pembeli datang untuk menikmati produk. Konsep itu berbeda dengan pasar swalayan kecil atau minimarket, yang bersifat alternatif. Jika jarak pasar tradisional atau supermarket jauh dari rumah warga, mereka bisa membeli barang di minimarket. Barang-barang yang dijual, antara lain produk bahan pokok, seperti beras dan telur. Namun, jumlahnya tidak banyak karena hanya untuk mengatasi keperluan mendadak masyarakat. "Sebagian besar warga masih menyukai mengolah bahan di rumah. Minimarket berkembang dan bertahan karena realitas itu," ujar Tutum. Lebih lanjut Tutum menyebutkan sejumlah merek kedai modern yang jumlah gerainya berkurang. Penurunan itu, antara lain akibat penyesuaian konsep gerai dengan gaya hidup masyarakat Indonesia. Omzet industri ritel Indonesia pada 2016 diperkirakan mencapai Rp 199,1 triliun, tumbuh dari tahun lalu yang sebesar Rp 181 triliun (Kompas, 29/12/2016). Toko-toko ritel tradisional diperkirakan terus berkembang. Perkembangan itu bisa terjadi jika pemerintah ikut membina dan menjaga kelangsungan pertumbuhan bisnis toko ritel tradisional itu. Pemerintah di negara lain, kata Tutum, aktif membina toko-toko ritel tradisional. Setidaknya, pemerintah ikut campur mengelola kawasan toko ritel tradisional, antara lain soal parkir dan trotoar bagi pejalan kaki. Aprindo memproyeksikan omzet industri ritel pada 2017 tumbuh 10 persen dibandingkan dengan 2016. Namun, proyeksi ini sangat dipengaruhi inflasi. Pengurus Asosiasi Franchise Indonesia, Anang Sukandar, mengatakan, saat ini ada 125 merek waralaba lokal dan 40 merek asing. Secara keseluruhan, ada sekitar 40.000 gerai waralaba di Indonesia, baik lokal maupun asing. Diperkirakan, tahun ini gerai waralaba lokal akan bertambah. Anang menambahkan, konsep bisnis waralaba berupaya mengakomodasi wirausaha lokal, dengan menggerakkan perekonomian rakyat di daerah. Sementara, kedai modern akan tumbuh pesat di kawasan perkotaan strategis, tetapi berhadapan dengan tantangan berupa kebutuhan modal yang besar. (MED)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000