logo Kompas.id
EkonomiPositif Saja Tidak Cukup
Iklan

Positif Saja Tidak Cukup

Oleh
· 3 menit baca

Indikator ekonomi makro Indonesia terus membaik. Demikian juga dengan indikator pendukung lain yang memperlihatkan tren positif. Di satu sisi, ini menjadi modal penting untuk menghadapi tantangan hingga akhir tahun. Namun, untuk menghadapi tantangan itu, indikator positif saja semestinya tidak cukup.Harus ada upaya lain untuk menjaga supaya tren positif itu berlanjut. Salah satunya adalah dengan tetap menjaga stabilitas ekonomi dan sosial karena ini adalah salah satu kerentanan yang dihadapi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi pada 2016 tercatat 5,02 persen, lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada 2015 yang 4,88 persen. Dana Moneter Internasional (IMF) mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena dicapai dalam kondisi tekanan ekonomi global yang belum mereda. Transaksi berjalan juga menunjukkan tren yang positif. Pada akhir 2016, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar 16,347 miliar dollar AS atau sekitar 1,75 persen dari produk domestik bruto (PDB). Pada tahun sebelumnya, defisit transaksi berjalan mencapai 17,519 miliar dollar AS atau 2,03 persen dari PDB. Dari sisi neraca perdagangan, sepanjang 2016, terjadi surplus sebesar 8,78 miliar dollar AS. Ekspor tercatat sebesar 144,43 miliar dollar AS atau turun 3,95 persen dibandingkan akhir 2015, sementara impor tercatat sebesar 135,65 miliar dollar AS, turun 4,94 persen dibandingkan akhir 2015. Aliran modal masuk melalui instrumen portofolio dan neraca perdagangan yang positif itu ikut meningkatkan cadangan devisa pada akhir 2016 menjadi 116,362 miliar dollar AS dari posisi akhir 2015 sebesar 105,931 miliar dollar AS. Cadangan devisa itu juga meningkat karena penarikan utang baru pemerintah dan kontribusi program pengampunan pajak, terutama dari repatriasi aset.Pada 8 Februari lalu, lembaga pemeringkat Moody\'s Investors Service memperbaiki prospek surat utang Indonesia dari stabil menjadi positif. Moody\'s sekaligus menegaskan peringkat pada Baa3 atau layak investasi. Selain karena berhasil mengatasi tekanan global, Indonesia dinilai membuat kemajuan stabilitas ekonomi makro, disiplin fiskal, dan reformasi struktural. Dari sisi inflasi, sepanjang tahun 2016, realisasinya relatif kecil, hanya 3,02 persen. Tekanan inflasi yang terus berkurang akan menjadi daya tarik bagi investor untuk menempatkan modalnya di Indonesia karena selisih antara inflasi dan imbal balik investasi bisa makin lebar. Bagi masyarakat Indonesia, terus berkurangnya tekanan inflasi juga menjadi kabar baik karena penurunan riil nilai uang juga makin berkurang. Inflasi memang diproyeksikan akan meningkat pada 2017, terutama berasal dari harga yang diatur pemerintah. Pada Januari, realisasi inflasi mencapai 0,97 persen karena ada kenaikan tarif listrik dan surat tanda nomor kendaraan. Indikator lain adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah yang relatif tetap stabil pasca penyelenggaraan pemilihan kepala daerah langsung secara serentak. Pada Jumat (17/2), IHSG tercatat 5.350,932 atau masih meningkat 1,02 persen dibandingkan awal tahun. Adapun nilai tukar rupiah menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate sebesar Rp 13.328 per dollar AS. (A HANDOKO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000