logo Kompas.id
EkonomiIndustri Perhiasan Emas...
Iklan

Industri Perhiasan Emas Prospektif

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Industri perhiasan emas di Indonesia dinilai masih prospektif. Populasi penduduk yang besar, pertumbuhan kelas menengah, dan faktor kultur masyarakat di Indonesia menjadikan industri perhiasan berpotensi terus berkembang. Permintan tetap akan naik."Populasi besar menjadi basis pendorong permintaan perhiasan," kata Personal Accessories Industry Associate Euromonitor International Jasmine Seng di Jakarta, Senin (20/2).Jasmine mengatakan hal tersebut dalam paparan media bertajuk "Prospek Industri Perhiasan Emas Indonesia Tahun 2017" yang digelar Hartadinata Abadi, salah satu manufaktur perhiasan emas di Indonesia.Menurut Jasmine pertumbuhan ekonomi di ASEAN dengan demografi yang kian didominasi kelas menengah menjadi faktor penting mendorong permintaan perhiasan emas. Indonesia, Malaysia, dan Filipina merupakan tiga negara di ASEAN yang akan mengalami pertumbuhan pasar besar.Berdasarkan studi Euromonitor International, industri perhiasan di Indonesia pada 2016 tumbuh 13 persen. Sekitar 59 persen total nilai pasar perhiasan tahun lalu berupa emas, 18 persen perak, dan 14 persen kombinasi logam lainnya.Merujuk data Kementerian Perindustrian (2015), ada 36.636 perusahaan industri perhiasan dan aksesori di dalam negeri. Nilai produksi tercatat Rp 10,45 triliun, menyerap 43.348 tenaga kerja, dan menghasilkan devisa 3,31 miliar dollar AS.Pendiri dan Komisaris Utama PT Hartadinata Abadi Ferriyady Hartadinata mengatakan, perusahaannya bergerak di industri perhiasan emas dengan sekitar 500 karyawan. Kapasitas produksi Hartadinata Abadi saat ini 600 kilogram per bulan."Pertumbuhan bisnis perhiasan emas pabrik kami dari tahun 2003 sampai sekarang sekitar 20-30 persen. Pangsa pasar kami di Indonesia sekitar 10 persen," kata Ferriyady.Menurut Ferriyady, optimisme pelaku industri perhiasan di Indonesia tertopang perekonomian Indonesia yang terus bertumbuh. Apalagi emas sudah melekat pada adat istiadat dan kebiasaan masyarakat Indonesia.Ferriyady mengatakan, saat ini Hartadinata masih fokus menggarap pasar perhiasan di dalam negeri. "Menurut rencana dalam 3-5 tahun mendatang kami mulai ekspor," katanya. Ferriyady mengatakan, produk perhiasan Indonesia memiliki keunggulan berupa keunikan desain buatan tangan yang sulit ditiru pelaku industri di luar negeri. Sementara itu, kebanyakan perusahaan perhiasan di luar negeri mengerjakan produk menggunakan mesin.Mendorong kinerjaSebelumnya, secara terpisah, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, pemerintah berupaya mendorong ekspor pelaku industri dalam negeri. Salah satu produk ekspor andalan industri kecil menengah (IKM) dari Indonesia adalah perhiasan.Gati menuturkan, ekspor perhiasan IKM untuk pasar Eropa saja selama ini mencapai 5 juta dollar AS. Direktorat Jenderal IKM Kemenperin pun pekan lalu menjalin kerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terkait penyaluran pembiayaan bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM) atau IKM berorientasi ekspor pada 2017.LPEI menargetkan pembiayaan bagi bagi UKM-termasuk IKM-berorientasi ekspor pada 2017 menembus Rp 16 triliun. Kemenperin dalam hal ini akan menyerahkan data sekitar 200.000 IKM, terutama dari industri kelas menengah, untuk diseleksi LPEI.KeunggulanSalah satu keunggulan emas adalah mudah diperjualbelikan. "Masyarakat Indonesia banyak yang memanfaatkan emas untuk berhias sekaligus menabung atau berinvestasi," katanya.Di bisnis perhiasan, menurut Ferriyady, perusahaan perhiasan yang sudah lama beroperasi akan mendapatkan kepercayaan lebih dari toko-toko emas. Toko-toko tersebut akan mengambil produk setiap kali ada desain baru yang dikeluarkan perusahaan.Presiden Direktur Hartadinata Abadi Sandra Sunanto mengatakan, pihaknya merekrut sumber daya manusia yang memiliki basis kemampuan desain dan seni rupa, semisal dari sekolah menengah kejuruan. "Mereka kami beri pelatihan dan inspirasi tentang seluk-beluk perhiasan, masukan dari berbagai pameran, buku, dan lainnya," kata Sandra. (CAS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000