Semua Bisa Diubah, Motivasi Tidak Cukup
Banyak perusahaan besar yang berusia puluhan tahun sukses, tetapi tiba-tiba runtuh. Mereka tidak siap bertarung menghadapi lawan-lawan baru yang tidak mengikuti pola-pola linear.Dunia memang telah berubah secara radikal dari segala sisi. Terjadilah disrupsi (hal tercabut dari akarnya), sebuah inovasi yang sekonyong-konyong menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru."Disrupsi berpotensi menggantikan pemain-pemain lama dengan yang baru, menggantikan teknologi lama serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan segala sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien, dan lebih bermanfaat," ujar Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali dalam peluncuran buku terbarunya Disruption. Tak Ada yang Tak Bisa Diubah Sebelum Dihadapi. Motivasi Saja Tidak Cukup di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (20/2) malam.Rhenald memaparkan, CEO Nokia Stephen Elop sebelum menyerahkan divisi handset perusahaannya yang pernah begitu berjaya kepada Microsoft mengatakan, kami tidak melakukan kesalahan apa pun, tetapi kemudian kami gagal. Nokia hanyalah satu dari banyak perusahaan besar yang tumbang terakhir karena tidak pernah membangun jembatan lintas generasi.Perlu disadari, dunia telah mengalami perubahan dari berbagai sisi. Mulai dari teknologi informasi, munculnya generasi baru milenial, penemuan microprocessor super cepat, bangkitnya pemimpin-pemimpin baru, model bisnis yang sangat terjangkau, mudah diakses, dan merakyat, serta teknologi internet gelombang ketiga yang mendudukkan internet sebagai segalanya (internet of things). Namun, di tengah situasi perubahan ini, musuh terbesar justru berasal dari dalam. Mereka adalah para petahana yang sulit merespons kondisi-kondisi baru. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, selain teknologi dibutuhkan pula inovasi sosial. "Kami sedang menggalang dana dari keluarga-keluarga mapan yang punya rezeki berlebih untuk ikut mendampingi keluarga-keluarga miskin," ujarnya.Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menambahkan, secanggih apa pun teknologi, di baliknya tetap dibutuhkan orang yang jujur dan amanah. (ABK)