logo Kompas.id
EkonomiNasabah Harus Jeli Pilih...
Iklan

Nasabah Harus Jeli Pilih Instrumen Investasi

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Pemahaman masyarakat untuk mempersiapkan hari tua sudah lebih baik. Akan tetapi, sosialisasi tentang persiapan hari tua ini masih harus terus ditingkatkan lagi. Masyarakat juga harus lebih jeli dalam memilih instrumen investasi yang dapat digunakan untuk mempersiapkan hari tua. Pemilihan instrumen investasi tidak hanya berdasarkan pada kinerja semata, tetapi juga faktor lain, seperti pengelola dan proses investasi. Berdasarkan hasil Survei Literasi dan Inklusi Keuangan 2016, tingkat literasi dana pensiun berada pada posisi 10,91 persen. Artinya, ada kenaikan 3 persen dibandingkan dengan 2013. Sementara tingkat inklusi keuangan dana pensiun mencapai 4,66 persen, juga naik 3 persen dari hasil survei 2013 lalu. "Tingkat literasi dan inklusi meningkat, tetapi kurang signifikan," kata Deputi Komisioner Industri Keuangan Non-Bank II Otoritas Jasa Keuangan Dumoly Pardede di Jakarta, Selasa (21/2).Ketua Umum Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Abdul Rachman mengatakan, pekerja perlu mengetahui bagaimana skema jaminan hari tua yang disediakan oleh pemberi kerja. "Ke depan, kami akan pergi ke kampus-kampus untuk memberikan edukasi mengenai hal ini, terutama bagi mahasiswa yang akan lulus dan mencari kerja," ujar Abdul Rachman. Asosiasi Dana Pensiun Indonesia dan Perkumpulan DPLK akan mengadakan Pension Day 2017 pada April mendatang. Ada berbagai kegiatan dalam acara ini, dengan tujuan utama untuk membangun kesadaran pentingnya persiapan dana pensiun. Reksa danaBerinvestasi dan mempersiapkan dana pensiun sejak dini dengan teratur akan membuat masa depan lebih baik. Persiapan dana pensiun dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Di antaranya dengan berinvestasi pada produk-produk di pasar modal, seperti reksa dana. Dalam kesempatan terpisah, Executive Director and Country Head of Wealth Management Standard Chartered Bank Bambang Simon Simarno mengatakan, memilih reksa dana sebaiknya tidak hanya berdasarkan pada kinerjanya semata. Standard Chartered membuat kajian bertajuk Fund Focus, yakni riset kualitatif dan kuantitatif berdasarkan tiga hal, yaitu kinerja, orang yang mengelola dan proses pengelolaan investasi, serta potensi kinerja di masa depan. Dalam menganalisis pengelola, tim Standard Chartered mengevaluasi kualitas manajer portofolio dan pengalaman manajer investasi yang mengelola reksa dana tersebut. Sementara dalam analisis proses, tim mengevaluasi dengan saksama ide investasi, eksposur, dan manajemen likuiditas. "Tim Fund Focus memiliki moto bahwa kinerja harus menceritakan mengenai proses," ujar Bambang. Riset tersebut dipaparkan Standard Chartered untuk nasabahnya dalam acara Wealth on Wealth yang bertujuan untuk mengedukasi para nasabah tersebut. (JOE)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000