logo Kompas.id
EkonomiSektor Maritim Menjadi Fokus
Iklan

Sektor Maritim Menjadi Fokus

Oleh
· 3 menit baca

BADUNG, KOMPAS — Kontribusi sektor maritim terhadap produk domestik bruto yang masih 11 persen tahun ini akan ditingkatkan menjadi 25 persen dalam 10 tahun mendatang. Pemerintah akan menitikberatkan upaya pada pariwisata, perikanan, dan energi, terutama yang terkait dengan sumber energi dan mineral di lepas pantai. Dalam World Ocean Summit 2017 di Nusa Dua, Bali, Kamis (23/2), Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan, untuk mengoptimalkan potensi maritim ini, Indonesia terbuka pada investasi. Namun, investor harus mengikuti aturan yang berlaku agar keberlanjutan sumber daya kelautan terjaga. Kalla hadir untuk membuka acara itu yang diikuti oleh 46 negara. Hadir mendampingi Kalla, antara lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.Saat ini, Indonesia mengembangkan sejumlah proyek uji coba ekonomi biru di pesisir Samudra Hindia. Salah satunya Lombok Blue Economy Implementation Program yang berkolaborasi dengan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO). "Saya berharap, proyek ini bisa menyerap 77.700 tenaga kerja dan menghasilkan pendapatan Rp 1,3 triliun per tahun," kata Kalla. Luhut mengemukakan, Indonesia adalah negara kepulauan dengan dua pertiga wilayah terdiri atas laut. Perikanan Indonesia yang dikelola tak sampai 10 persen dari potensi perikanan yang bisa dikembangkan senilai 30 miliar dollar AS. Pemerintah juga belum memetakan kondisi laut secara optimal, termasuk potensi energi di laut.Komisioner Komisi Eropa untuk Lingkungan, Maritim, dan Perikanan Karmenu Vella mengemukakan, potensi perikanan dan kelautan masih sangat besar. Sebanyak 70 persen dari ekonomi global selama ini disumbang oleh aktivitas darat. Masih terbuka peluang besar untuk mengelola kelautan secara bertanggung jawab. "Kita tidak bisa begitu saja mengeksplorasi tanpa mengamankan laut. Perlu ada komitmen global untuk melaksanakan ekonomi kelautan dengan prinsip berkelanjutan," katanya.Aktivitas ekonomi kelautan memberi dampak besar. Di Eropa, nilai tambah yang didapat dari ekonomi kelautan secara global mencapai 1,3 triliun euro. Potensi kelautan yang bisa dikembangkan mencapai 1,3 triliun euro dan dapat meningkat dua kali lipat pada 2030. Susi mengatakan, baru sekitar 30-40 persen investasi sektor kelautan yang tercatat. Hal ini disebabkan oleh adanya pelaku usaha yang membeli kapal sembunyi-sembunyi dan tidak melaporkannya, serta ikan ditangkap di laut untuk dilarikan ke luar negeri karena pengawasan yang minim.Proyeksi pertumbuhanTerkait dengan pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia (BI) mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan I-2017 karena ada konsolidasi anggaran pemerintah. Gubernur BI Agus DW Martowardojo di Cibubur, Jakarta Timur, mengatakan, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-20175,05. Namun, kajian terakhir BI menunjukkan, pertumbuhan ekonomi itu akan lebih rendah dari proyeksi awal. "Peran pengeluaran anggaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi itu efektif sekali. Penyesuaian anggaran bisa berpengaruh besar terhadap pertumbuhan," ujar Agus.Sementara itu, subsektor industri aplikasi dan gim baru menyumbang sekitar 1 persen dari total PDB industri kreatif yang mencapai sekitar Rp 700 triliun pada 2015. Kontribusi tersebut ditargetkan bisa mencapai minimal 5 persen pada akhir 2019. Demikian diungkapkan oleh Deputi Bidang Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Santosa Sungkari, seusai menghadiri konferensi pers kompetisi gim Indonesia Games Championship (IGC), Kamis, di Jakarta.Aplikasi dan gim sudah ditetapkan Bekraf sebagai salah satu dari tiga subsektor industri kreatif prioritas nasional. Menurut dia, gim sendiri di Indonesia memiliki catatan pertumbuhan industri yang tergolong tinggi. Rata-rata setiap tahun pertumbuhannya berkisar 7 hingga 8 persen. Ukuran pasar industri gim di Indonesia pada 2014 mencapai 181 juta dollar AS, lalu tahun berikutnya naik menjadi 321 juta dollar AS. Pada 2016, ukuran pasarnya meningkat menjadi sekitar 600 juta dollar AS. (INA/LKT/HEN/MED)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000