logo Kompas.id
EkonomiTugas OJK Belum Selesai
Iklan

Tugas OJK Belum Selesai

Oleh
· 4 menit baca

JAKARTA, KOMPASSebanyak 35 orang lolos seleksi tahap II calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan periode 2017-2022. Kendati cukup mengejutkan, tetapi hasil itu menunjukkan seleksi yang kompetitif. Seleksi tahap II berupa penilaian masukan dari masyarakat, rekam jejak, dan makalah. Panitia seleksi juga meminta masukan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2012-2017 Muliaman D Hadad dan sejumlah anggota komisioner OJK lainnya, yakni Firdaus Djaelani, Nelson Tampubolon, Ilya Avianti, dan Kusumaningtuti S Soetiono, tidak lolos. Dua anggota DPR, yakni Melchias Markus Mekeng dan Andreas Eddy Susetyo juga tidak lolos seleksi tahap II. Hal serupa dialami Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio. "Hasilnya cukup mengejutkan. Saya pikir, panitia seleksi kredibel. Petahana yang tidak lolos menunjukkan saringannya cukup kompetitif. Jadi, saya harapkan panitia seleksi mencari orang-orang yang tidak saja berintegritas dan kompeten, tetapi punya terobosan untuk sektor keuangan sehingga bisa mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan," kata ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede di Jakarta, Minggu (26/2). Nama-nama calon yang lolos seleksi tahap II itu dibahas dalam rapat yang dipimpin Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selaku ketua panitia seleksi merangkap anggota, Jumat. Seluruh anggota panitia seleksi yang berjumlah sembilan orang hadir dalam rapat yang berlangsung hingga Sabtu sekitar pukul 04.30. Hasilnya diumumkan melalui laman sekretariat panitia seleksi, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia, Sabtu, pukul 06.00.Sebanyak 35 nama yang lolos ke seleksi tahap III tersebut terdistribusi merata untuk tujuh posisi merangkap anggota Dewan Komisioner OJK. Artinya, ada lima calon untuk setiap posisi.Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara berpendapat, panitia seleksi membutuhkan penyegaran. "Keseimbangan komposisi Dewan Komisioner OJK sangat diperlukan agar ke depan ada terobosan kebijakan yang ekspansif, tetapi tetap berhati-hati, apalagi kalau ada perwakilan perbankan," ujarnya.Muliaman yang dikonfirmasi Sabtu sore, menyampaikan, panitia seleksi tentunya sudah memilih sesuai kriteria yang telah ditentukan. "Saya akan tetap bekerja keras untuk menyelesaikan tugas-tugas sampai masa dinas berakhir," katanya. Masa tugas OJK saat ini berakhir pada 23 Juli 2017. Siapa pun yang nantinya meneruskan tugas sebagai pimpinan OJK, tambah Muliaman, akan menjalani dengan lebih mudah dalam meneruskan fondasi yang sudah dibangun dengan baik. Tito Sulistio yang dimintai komentar menyatakan, pemilihan secara tertutup merupakan hak panitia seleksi. "Mungkin, mungkin, ya, saya diminta bekerja saja di bursa," katanya. Tito menyatakan keheranannya mengenai beberapa nama yang menurut dia sudah terlihat hasil kerjanya, tetapi terpental dari seleksi. Belum selesai Josua memaparkan, sektor keuangan masih terjebak persoalan klasik. Ia mencontohkan, aset masih didominasi perbankan, yakni 70 persen. Sementara, potensi lain, seperti pasar modal, asuransi, dan dana pensiun stagnan di kisaran 30 persen."Intermediasi perbankan belum optimal. Apalagi, ada pembatasan suku bunga deposito sehingga cenderung menimbulkan perang suku bunga dan biaya dana tidak turun. Akhirnya, target suku bunga kredit turun menjadi satu angka tidak tercapai. Ini pekerjaan rumah yang belum diselesaikan dengan baik oleh OJK," kata Josua.Adapun menurut Bhima, ada beberapa pekerjaan rumah yang belum diselesaikan DK OJK periode 2012-2017. Salah satunya, konsolidasi perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit dan keseimbangan peran pengawasan serta mendorong sektor keuangan. "Dengan aturan bank sistemik, bank yang masuk kategori itu diminta membuat modal pencegahan krisis. Rasio kecukupan modal (CAR) perbankan sekarang sudah 22,9 persen, belum dana pencadangan dan dana persiapan krisis. Akhirnya dana menganggurnya banyak. Dana menganggur itu seharusnya bisa untuk kredit," kata Bhima. Sementara itu, Manager Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Apung Widadi berharap panitia seleksi tetap mencermati visi, misi, dan kapasitas para calon yang melaju ke seleksi tahap III. Panitia seleksi juga perlu melihat secara jeli kepentingan para calon, terutama dari kalangan praktisi, agar tidak membawa kepentingan korporasi.Direktur Eksekutif Perkumpulan Asosiasi Dana Pensiun Indonesia Bambang Sri Muljadi berharap, siapa pun yang menjadi ketua dan anggota Dewan Komisioner OJK berintegritas dan berkompetensi terbaik untuk industri perbankan dan nonperbankan. "Juga memberikan pembinaan serta perlindungan konsumen. Penting juga untuk tidak berpolitik," kata Bambang. (LAS/HEN/JOE/IDR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000