logo Kompas.id
EkonomiKerja Sama dengan Saudi Aramco...
Iklan

Kerja Sama dengan Saudi Aramco Bisa Lebih Banyak

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) mengharapkan ada kerja sama lebih banyak dengan Pemerintah Arab Saudi, khususnya dengan Saudi Aramco, perusahaan minyak dan gas bumi nasional negara tersebut. Perihal rencana penawaran saham perdana Saudi Aramco, Pertamina belum mendapat informasi lebih lanjut. Sejauh ini, kerja sama Pertamina dengan Saudi Aramco di bidang pengembangan kilang di Cilacap, Jawa Tengah."Sudah ada penandatanganan perjanjian pembentukan perusahaan patungan untuk proyek pengembangan kilang Cilacap antara Pertamina dan Saudi Aramco. Nilai proyeknya sekitar 6 miliar dollar AS," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, Senin (27/2), di Jakarta.Saat ditanya soal perihal kemungkinan Pertamina membeli saham yang ditawarkan Saudi Aramco, Wianda mengatakan belum memiliki informasi lebih jauh tentang hal tersebut. Saudi Aramco diberitakan bakal melepas sahamnya melalui penawaran saham perdana (IPO) sebanyak 5 persen kepada publik. Kunjungan pihak Kerajaan Arab Saudi ke sejumlah negara dikabarkan sekaligus mengusung penawaran saham itu."Namun, ada ekspektasi Indonesia bisa membeli elpiji langsung dari Saudi Aramco dengan syarat serta ketentuan tertentu yang kompetitif dibandingkan dengan elpiji yang dipasok dari Timur Tengah lainnya," lanjut Wianda.Selain keinginan membeli elpiji dari Saudi Aramco, kata Wianda, Pertamina juga ingin ada transaksi jual beli minyak mentah dengan perusahaan tersebut.Pengajar pada Universitas Trisakti, Jakarta, Pri Agung Rakhmanto, menuturkan, memiliki saham di Saudi Aramco adalah sebuah peluang bagus. Pasalnya, perusahaan itu terbilang bonafide dengan aset luar biasa besar. Namun, apabila pemerintah dan BUMN berminat membeli saham Saudi Aramco, sebaiknya harus mengetahui detail penawarannya."Kalau hanya ingin memiliki saham di induk perusahaan, paling hanya dividen yang didapat. Kecuali kalau ada skema pembelian saham atau divestasi di salah satu blok migas yang sudah berproduksi. Itu lebih realistis karena hasil produksinya bisa dibawa ke Indonesia," ujar Pri Agung. (APO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000