Jakarta, Kompas – Bonus demografi yang ditandai dengan besarnya jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) merupakan kondisi kependudukan yang menguntungkan pembangunan ekonomi. Bonus demografi yang termanfaatkan dengan baik bisa menjadi batu loncatan bagi semua bangsa untuk maju dan menjadi negara kaya.
Jika tidak termanfaatkan, bonus demografi yang dialami sekali dalam perjalanan suatu bangsa justru akan menjadi bencana. Namun untuk bisa memanfaatkan bonus tersebut butuh penduduk yang berkualitas, tersedianya lapangan kerja, tabungan rumah tangga dan makin besarnya keterlibatan perempuan di pasar kerja.
“Jika tidak termanfaatkan, bonus demografi akan menimbulkan konsekuensi di banyak sektor,” kata Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Turro Wongkaren saat membuka seminar Indonesia Demographic Outlook 2017: Pesimisme Bonus Demografi di Jakarta, Selasa (28/2).
Indonesia diperkirakan akan memasuki puncak bonus demografi antara tahun 2020-2030. Pada saat itu, 100 penduduk usia produktif akan menanggung 44 penduduk usia tidak produktif (anak-anak di bawah 15 tahun dan warga lanjut usia di atas 65 tahun). Setelah itu, penduduk lansia akan melonjak dan akan memberi beban baru bagi pembangunan Indonesia.
Sementara itu Dekan FEB UI Ari Kuncoro mengatakan saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam kualitas manusia, produktivitas banyak yang rendah dan kemiskinan yang masih cukup tinggi. Makin tingginya urbanisasi tanpa diiringi kesiapan kota menerima kaumurban juga menciptakan sistem perkotaan yang tidak efisien.
“Di saar pertumbuhan ekonomi global tidak terlalu tinggi, termasuk di negara-negara kaya, pertumbuhan ekonomi Tiongkok, India dan Indonesia masih cukup menggembirakan,” katanya. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia bertahan karena buah dari bonus demografi,” tambahnya.
Meski masa puncak bonus demografi dimulai tiga tahun lagi, pemerintah masih bisa melakukan sejumlah hal agar bonus demografi itu tercapai. Karena itu, agar semua syarat tercapainya bonus demografi terpenuhi, pemerintah perlu mengoordinasikan berbagai aspek pendukung sehingga bonus demografi itu tidak menjadi bencana demografi. (MZW)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.