logo Kompas.id
EkonomiTrans-Sumatera Perlu Rp 32...
Iklan

Trans-Sumatera Perlu Rp 32 Triliun

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Sumber pendanaan di luar penyertaan modal negara sedang diupayakan agar pembangunan delapan ruas tol Trans-Sumatera selesai tepat waktu. Saat ini masih diperlukan pendanaan untuk ekuitas sebesar Rp 32 triliun. "Jadi pembebasan lahan, juga konstruksi di lapangan, dilakukan sambil mencari pembiayaan," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna, Rabu (1/3), di Jakarta. Kedelapan ruas tol Trans-Sumatera yang ditugaskan kepada PT Hutama Karya (Persero) itu adalah ruas Medan-Binjai (17 kilometer), Palembang-Indralaya (24,5 km), Pekanbaru-Kandis-Dumai (135 km), dan Bakauheni-Terbanggi Besar (155 km). Ruas lain adalah Terbanggi Besar-Pematang Panggang (100 km), Pematang Panggang-Kayu Agung (85 km), Palembang-Tanjung Api-api (70 km), serta Kisaran-Tebing Tinggi (60 km). Delapan ruas tol itu memiliki sepanjang 646,5 km dan ditargetkan beroperasi pada 2019.Herry mengatakan, kebutuhan investasi untuk 8 ruas tol itu sekitar Rp 82 triliun. Berbeda dengan skema pembiayaan ruas tol lain, pendanaan untuk Trans-Sumatera memerlukan ekuitas atau modal 70 persen atau sekitar Rp 52,6 triliun. Adapun 30 persen sisanya berupa pinjaman, yakni sekitar Rp 30 triliun. Skema itu diterapkan karena lalu lintas harian di lokasi tol yang masih rendah. Saat ini, skema semacam itu sudah dijalankan untuk tiga ruas, yakni Bakauheni-Terbanggi Besar, Palembang-Indralaya, dan Medan-Binjai. Adapun salah satu sumber ekuitas berasal dari penyertaan modal negara. Dukungan pemerintah berupa pembangunan 80 km jalan tol di ruas Terbanggi Besar-Kayu Agung. Caranya, pemenang lelang pada ruas tol yang layak secara finansial di Pulau Jawa disyaratkan untuk ikut ambil bagian dari 80 km tersebut. Total dukungan pembangunan 80 km itu senilai Rp 8 triliun. PT Hutama Karya (Persero) juga menerbitkan obligasi senilai Rp 6,5 triliun secara bertahap.Secara terpisah, Direktur Utama Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan, penyertaan modal negara menjadi salah satu sumber ekuitas membangun delapan ruas tol tersebut. "Namun, karena penyertaan modal terbatas, pemerintah bersama Hutama Karya mencari sumber pendanaan lain," katanya. (NAD)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000