logo Kompas.id
EkonomiRestrukturisasi Mesin...
Iklan

Restrukturisasi Mesin Dianggarkan Rp 11 Miliar

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perindustrian menganggarkan dana sekitar Rp 11 miliar untuk program restrukturisasi mesin dan peralatan bagi industri kecil menengah. Bantuan akan diberikan dalam bentuk potongan harga pembelian mesin. Pemberian potongan harga dibedakan antara pembelian mesin impor dan mesin produksi dalam negeri. "Potongan harga 25 persen diberikan untuk pembelian mesin impor dan 30 persen untuk mesin produksi dalam negeri," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih di Jakarta, Jumat (3/3). Pembedaan besaran potongan harga tersebut dilakukan untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. Potongan harga untuk tiap perusahaan maksimal adalah Rp 500 juta. Program restrukturisasi mesin dirancang agar pelaku IKM merasa memiliki mesin. "Kalau diberikan 100 persen, mesin tersebut bisa saja dijual ke pihak lain. Beda kalau yang diberikan berupa potongan harga pembelian mesin," ujar Gati. Program restrukturisasi mesin tersebut diberikan ke sejumlah sektor, seperti industri makanan dan minuman, kerajinan, mebel, mode, kosmetik, logam, besi, dan elektronik. Penerima program harus berupa industri dengan klasifikasi kecil dan menengah. "Selain itu, mesin yang dibeli juga harus berupa mesin baru dan calon penerima harus diverifikasi di lapangan oleh konsultan independen, menyangkut kebenaran dua syarat pertama tersebut," lanjut Gati. Dokumen para calon penerima program diajukan ke Kementerian Perindustrian untuk verifikasi administrasi dan selanjutnya verifikasi lapangan. Tim teknis kemudian menentukan besaran dana yang bisa diberikan, program restrukturisasi tahun 2017 berlaku untuk pembelian mesin baru yang dilakukan paling lama Oktober 2016. "Total alokasi anggaran program restrukturisasi mesin dan peralatan IKM tahun 2017 adalah Rp 11,1 miliar," ujarnya. Gati mengatakan, pemerintah akan menambah anggaran restrukturisasi mesin dan peralatan pada 2018 yang menurut rencana akan mencapai Rp 15 miliar.Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan, subsidi bagi pelaku industri untuk meremajakan permesinan mebel dengan teknologi terbaru mampu mengefisienkan produksi industri mebel di Vietnam. Efisiensi produksi tersebut, menurut Abdul Sobur, menjadikan mebel produksi Vietnam lebih kompetitif. Harga mebel produksi industri mebel di Vietnam lebih murah dengan kualitas bersaing dibandingkan dengan produk mebel Indonesia. Pengenalan produkSementara itu, IKEA bekerja sama dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) untuk mengenalkan produk usaha kecil menengah. Para pelaku usaha kecil menengah binaan YDBA tersebut mendapatkan tempat khusus memajang dan menjual produknya di Teras Indonesia yang dibuka di IKEA."Kami bisa melihat potensi UKM dengan keunikannya dan juga berbagi ilmu dengan mereka," kata General Manager IKEA Indonesia Mark Magee dalam pembukaan dan peresmian Teras Indonesia di IKEA Alam Sutera, Tangerang, Banten, Kamis.Ketua Pengurus YDBA Henry C Widjaja mengatakan, YDBA adalah lembaga nirlaba sejak 1980 dan bergerak di bidang pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Saat ini, jumlah binaan YDBA mencapai 9.828 UMKM. (CAS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000