logo Kompas.id
EkonomiMinuman Kopi Didorong Ekspor
Iklan

Minuman Kopi Didorong Ekspor

Oleh
· 4 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Produk minuman kopi Indonesia berpotensi untuk menembus pasar internasional yang lebih luas dari sekadar diperdagangkan di dalam negeri. Pemerintah mendorong pengusaha nasional untuk menembus pasar ekspor agar mendapat nilai tambah. Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Joshua PM Simandjuntak di sela-sela forum peningkatan kreativitas bisnis kopi dan permodalannya di Jakarta, Sabtu (4/3), mengatakan, pihaknya telah menetapkan kopi sebagai salah satu produk kuliner Indonesia yang harus diperkenalkan secara luas ke pasar internasional. Konsepnya adalah diplomasi kopi Indonesia yang mendunia. Pemilihan kopi dipengaruhi oleh besarnya volume dan nilai ekspor komoditas kopi Indonesia selama bertahun-tahun. Pangsa pasar komoditas kopi Indonesia di dunia pernah berjaya, meskipun belakangan menurun. Mengutip data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor komoditas kopi, teh, dan rempah-rempah Indonesia bergerak fluktuatif. Pada 2011, nilai ekspornya tercatat 1,676 miliar dollar AS, 2012 mencapai 2,087 miliar dollar AS, 2013 turun menjadi 1,948 miliar dollar AS, 2014 nilainya turun lagi menjadi 1,835 miliar dollar AS. Pada 2015, nilainya kembali naik menjadi 2,196 miliar dollar AS dan 2016 kembali turun menjadi 1,896 miliar dollar AS. "Kami akan mendampingi mulai dari hilir bisnis kopi. Saat ini permasalahan dan kebutuhan pebisnis kuliner kopi sedang dipetakan, seperti kedai atau kafe minuman kopi lokal. Keseluruhan deputi dilibatkan di aktivitas pemetaan ini, seperti infrastruktur, akses permodalan, dan fasilitasi hak kekayaan intelektual dan regulasi," ujar Joshua. Sejauh ini sudah ada beberapa merek kedai atau kafe kopi lokal mempunyai jaringan di sejumlah kota besar. Itulah yang perlu dibina agar bisa masuk ke pasar internasional. Berbagai kendala dihadapi, misalnya, pengurusan izin usaha, ekspor komoditas kopi, dan pengadaan perlengkapan pembuatan minuman kopi.Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Bekraf Ari Juliano Gema menyebut, pihaknya bekerja sama dengan lembaga sertifikasi profesi (LSP) barista dan lembaga sertifikasi kopi. Kerja sama sudah dilakukan sejak tahun lalu. Jumlah barista yang berhasil disertifikat melalui fasilitasi Bekraf pada 2016 mencapai 400 orang. Untuk tahun 2017, target barista bersertifikat adalah 1.000 orang. Dengan memiliki sertifikat, para barista itu diharapkan mampu memenuhi kebutuhan tenaga profesial industri minuman kopi di Indonesia dan internasional. Dia menjelaskan, kerja sama dengan lembaga sertifikasi kopi dilakukan melalui komunitas petani kopi. Sasaran yang ingin dicapai adalah olahan kopi berstandar. Kedai bertambahWakil Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (Specialty Coffee Association of Indonesia/ SCAI) Daroe Handojo mengatakan, jumlah kedai atau kafe kopi baru terus bertambah. Wilayah DKI Jakarta, misalnya, jumlahnya sekarang mencapai sekitar 1.600 kedai. Pendirian kedai atau kafe kopi baru di luar Jakarta juga terus bermunculan, seperti Solok, Tegal, dan Semarang. Di sisi lain, Daroe mengakui banyak pula kedai atau kafe kopi yang tutup. Penyebab utama adalah konsep bisnis dan strategi pemasarannya tidak cukup kuat. Daroe menyebut ada sekitar 14 merek kedai atau kafe kopi Indonesia yang berpotensi masuk ke pasar internasional. Itu dilihat dari konsep, strategi pemasaran, dan prospek kelanjutan bisnis. Misalnya, My Kopi-O! yang sudah membuka cabang di Jawa, Bali, Makassar, Palembang, dan Lombok. Contoh lainnya, yaitu Tanamera Coffee dengan gerai seputar Jakarta.Ada pula bisnis minuman kopi berskala UKM. Dia mengatakan, belum banyak UKM minuman kopi mempunyai bisnis yang berkelanjutan. Untuk masuk ke pasar internasional, lanjut Daroe, bukan hal mudah. Salah satu tantangan adalah modal. Pemilik kedai atau kafe kopi Indonesia harus menjalin kerja sama dengan pemodal asing. Upaya ini juga memudahkan pengurusan izin usaha di negara tujuan. Apabila dilihat dari rantai bisnis minuman kopi secara utuh, dia berharap perlunya sinergi lintas kementerian dan lembaga. Di bagian hulu, pembinaan kepada petani kopi perlu ditingkatkan dan perbaikan iklim perdagangan komoditas kopi. Dari sisi hilir, kehadiran pemerintah membina dan memberdayakan industri harus diperbanyak. Pendiri Jaringan Warkop Nusantara Setya Yudha Indraswara berpendapat, upaya memenangkan pasar dalam negeri tidak boleh diabaikan. Warung dan penjual minuman kopi keliling selama ini aktif melayani segmen kelas menengah ke bawah, meskipun sebagian besar di antara pemiliknya masih banyak menggunakan kopi instan dalam kemasan. (MED)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000