logo Kompas.id
EkonomiJalan Tol Solo-Yogya Dibuat...
Iklan

Jalan Tol Solo-Yogya Dibuat Layang

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Jalan Tol Yogyakarta-Solo sepanjang 40,49 kilometer direncanakan dalam bentuk jalan layang agar biaya pembebasan lahan tidak terlalu besar. Tol yang merupakan bagian dari ruas Cileunyi-Cilacap-Yogyakarta-Solo merupakan ruas prakarsa dan diharapkan dapat dilelang tahun ini."Memang masalah kita untuk jalan tol ada di tanah. Kalau bisa dibangun dengan konstruksi layang, lebih baik," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna, Senin (6/3), di Jakarta.Herry menambahkan, pemerintah sudah memiliki rencana membangun Tol Yogyakarta-Solo. Sementara, di dalam program pembangunan jalan tol 2015-2019 dengan target penambahan 1.060 kilometer (km) jalan tol, ruas Solo-Yogyakarta tidak termasuk di dalamnya. Menurut perencanaan BPJT, ruas Yogyakarta-Solo sepanjang 40,49 km akan menelan investasi Rp 2,33 triliun dengan biaya pembebasan lahan Rp 508 miliar. Namun, angka itu kemungkinan besar berubah jika konstruksinya berupa jalan tol layang. Menurut Herry, ada badan usaha yang berminat untuk membangun ruas tersebut. Pemerintah meminta badan usaha tersebut tidak hanya membangun ruas Solo-Yogyakarta, tetapi menyambungkannya dengan ruas Cileunyi-Cilacap. Dengan demikian, nantinya ruas Solo-Yogyakarta dapat menyubsidi ruas yang lalu lintas hariannya masih rendah. Badan usaha yang menyatakan minat, adalah UEM Group Berhad dari Malaysia dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk."Saat ini kedua badan usaha itu sedang melakukan kajian. Beberapa minggu lalu ada surat dari mereka yang isinya pembangunan ruas tol dari Cileunyi sampai Solo akan dibagi dua bagian, yakni Cileunyi-Cilacap dan Cilacap-Yogya-Solo," ujar Herry. Menurut Herry, jika proposal dari kedua badan usaha tersebut masuk ke BPJT pada April, maka ruas tersebut dapat dilelang tahun ini. Adapun biaya yang diperlukan untuk konstruksi jalan layang lebih mahal dibandingkan dengan jalan tapak. Jalan tol tapak perlu Rp 70 miliar-Rp 100 miliar per kilometer, sedangkan jalan tol layang Rp 300 miliar per km. Tidak semua bagian dari Tol Yogyakarta-Solo akan dibangun dengan konstruksi layang. Ruas Yogyakarta-Solo tersebut, lanjut Herry, akan tersambung dengan Tol Yogyakarta-Bawen. Dengan demikian, seluruh kawasan Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar) tersambung sepenuhnya dengan jalan tol. Saat ini, tengah dilakukan kajian bisnis terhadap ruas Yogyakarta-Bawen dan Sukabumi-Padalarang yang didanai Bank Dunia sebesar 350.000 dollar AS. Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, dengan konstruksi layang, maka ruas Tol Solo-Yogyakarta akan seperti ruas Tol Jakarta-Cikampek II Layang. "Jalan nasional antara Yogyakarta dan Solo itu sudah cukup lebar, dengan 4 lajur dan ada median di tengahnya," kata Basuki. Menurut Basuki, ruas Yogyakarta-Solo pasti diminati banyak badan usaha. Pemerintah menargetkan akan melelang proyek pembangunan jalan tol itu tahun ini. (NAD)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000