logo Kompas.id
EkonomiDeregulasi Bisa Dorong...
Iklan

Deregulasi Bisa Dorong Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Target Kementerian Pariwisata mendatangkan 15 juta wisatawan mancanegara pada 2017 tidak akan berhasil jika tidak diikuti deregulasi di berbagai bidang. Deregulasi diharapkan bisa mendorong kenaikan angka kunjungan wisatawan asing. "Kita harus belajar dari Jepang. Tiga tahun lalu, jumlah kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) ke Jepang hanya 10 juta orang. Tahun lalu, angka kunjungan wisman sudah mencapai 20 juta orang, naik 100 persen dalam kurun waktu dua tahun," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, saat membuka diskusi kelompok terfokus Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) di Jakarta, Selasa (7/3).Dijelaskan Arief, ada tiga hal yang membuat pariwisata Jepang maju pesat. Pertama, mendepresiasi nilai tukar yen Jepang terhadap dollar AS sehingga belanja di Jepang tidak terasa mahal. Kedua, memberikan fasilitas bebas visa kepada banyak negara. Ketiga, membuka slot penerbangan berbiaya hemat sebesar-besarnya ke Jepang."Sebenarnya, untuk dua hal yang pertama sudah kita lakukan, yakni depresiasi nilai tukar rupiah dan memberikan bebas visa kepada 169 negara. Tinggal yang satu hal lagi, yakni penerbangan murah," ucap Arief.Namun, tambah Arief, keberadaan penerbangan murah belum tentu berdampak sama terhadap pariwisata Indonesia. "Pemicunya bisa macam-macam. Hanya kita perlu melakukan suatu terobosan, terutama deregulasi. Setiap regulator harus melihat, apakah regulasi yang kita buat itu akan menimbulkan birokrasi atau korporasi. Kita sudah tahu, untuk mendorong kemajuan pariwisata harus dibuat Indonesia Incorporation. Semua kebijakan dari kementerian dan lembaga harus bertujuan untuk mendorong pariwisata," tuturnya.Saat ini, Kementerian Pariwisata tengah bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan jumlah kursi penerbangan. Jika Indonesia ingin mendatangkan 15 juta wisman, masih diperlukan 4 juta kursi lagi karena saat ini hanya tersedia 12 juta kursi. Kementerian Perhubungan juga telah meningkatkan kapasitas dan fasilitas di sejumlah bandara. Bahkan, Bandara Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, Belitung, sudah ditingkatkan statusnya menjadi bandara internasional. Bandara Silangit, Sumatera Utara, juga sedang disiapkan untuk menjadi bandara internasional. Sementara Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, sedang disiapkan untuk dikelola badan usaha bandar udara. Diharapkan, dengan status dan kapasitas yang ada saat ini, wisman lebih mudah mencapai destinasi wisata di Indonesia. "Salah satu kunci meningkatkan kunjungan wisman adalah bandara internasional," ujarnya.MomentumSementara itu, Ketua Umum DPP GIPI Didien Junaedy mengatakan, tahun 2017 menjadi momentum bagi industri pariwisata untuk menjual produk secara maksimal. "Sudah dua tahun terakhir pemerintah melakukan pencitraan dan beriklan secara global dan masif. Kegiatan ini telah berhasil membangun citra dan persepsi global terhadap destinasi Indonesia. Jadi, sekarang pelaku industri harus bekerja keras ambil bagian dalam penjualan sehingga target 15 juta wisman di 2017 bisa tercapai," ujar Didien.Didien mencontohkan, kebijakan CAIT (Cruising Application for Indonesian Territory) telah meningkatkan jumlah kunjungan kapal pesiar, dari semula hanya 1.600 kapal menjadi lebih dari 2.000 kapal. "Wisman menggunakan kapal pesiar tinggal di Indonesia selama dua hingga tiga bulan dan berbelanja di penduduk setempat. Devisanya tentu cukup besar dan dinikmati langsung oleh masyarakat," kata Didien.Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan asal Australia, maskapai penerbangan Garuda Indonesia menambah frekuensi penerbangan pada Mei-Oktober 2017. "Frekuensi penerbangan dari Jakarta dan Bali ditambah," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo. (ARN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000