Kenaikan Suku Bunga Fed di Depan Mata

JAKARTA, KOMPAS — Data tenaga kerja terbaru dari Amerika Serikat yang keluar Jumat akhir pekan lalu menunjukkan perekonomian AS semakin solid. Data tersebut membuat para pelaku pasar semakin yakin bank sentral AS, Federal Reserve, bersiap menaikkan suku bunga pada pertemuan pekan ini. Departeman Tenaga Kerja AS melaporkan ada 235.000 tenaga kerja yang diserap pada Februari lalu. Sementara tingkat pengangguran turun tipis menjadi 4,7 persen dan pendapatan rata-rata naik 0,2 persen bulan lalu. Indeks Dow Jones pun ditutup menguat 0,2 persen.Selain itu, target inflasi Fed yang sebesar 2 persen juga sudah mendekati. Fed mengunakan angka inflasi menurut pengeluaran konsumsi personal (personal consumption expenditures-PCE) yang saat ini sudah sebesar 1,9 persen.Rencana kenaikan tingkat suku bunga tersebut membuat kurs dollar AS menguat terhadap mata uang lain, termasuk rupiah. Selain itu, terjadi juga kenaikan imbal hasil obligasi domestik."Ekspektasi Fed menaikkan bunga memicu kenaikan imbal hasil obligasi," kata Direktur Investor Relation & Chief Economist Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat di Jakarta, Minggu (12/3).Selisih antara imbal hasi obligasi AS dengan imbal hasil obligasi Indonesia sekitar 500 basis poin. Saat ini, rata-rata imbal hasil untuk surat utang negara bertenor 10 tahun berada pada kisaran 7,64 persen.Budi menjelaskan, secara global daya tarik obligasi negara akan menurun bila imbal hasil obligasi AS naik. Investor akan lebih memilih berinvestasi pada pasar negara maju. Salah satu faktor peluang yang dapat menarik investor asing adalah peluang Indonesia mendapatkan peningkatan peringkat pada Mei mendatang dan juga tata kelola pemerintahan yang lebih baik. Sementara itu, di pasar saham, analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya, memperkirakan penantian tentang keputusan Fed akan memengaruhi perdagangan saham pada pekan ini. (JOE)