logo Kompas.id
EkonomiPangsa Pasar Alat Pertanian...
Iklan

Pangsa Pasar Alat Pertanian Ditingkatkan

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Asosiasi Perusahaan Alat dan Mesin Pertanian Indonesia menargetkan peningkatan pangsa pasar dalam lima tahun mendatang. Pemerintah diharapkan mendukung agar produk alat dan mesin pertanian semakin berdaya saing mengisi pasar dalam negeri. "Pangsa pasar kami sekitar 40 persen, 60 persen masih impor," kata Wakil Ketua Umum Bidang Industri Asosiasi Perusahaan Alat dan Mesin Pertanian Indonesia (Alsintani) Henry Haryanto di Jakarta, akhir pekan lalu. Henry mengatakan, secara bertahap dalam lima tahun ini Alsintani akan meningkatkan pangsa pasar alat dan mesin pertanian produksi dalam negeri menjadi berkisar 50-60 persen. Peningkatan tidak bisa dilakukan secara drastis karena banyak tantangan.Menurut Henry dibutuhkan penyederhanaan proses Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk alat dan mesin pertanian. "Sekarang audit SNI juga diaudit ISO-nya. Sebenarnya cukup audit SNI, sementara terkait ISO yang sudah diaudit badan ISO jangan diaudit ulang, cukup tunjukkan sertifikat ISO," kata Henry. SNI dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas semua produsen alat dan mesin pertanian. Dukungan pemerintah dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing produk industri alat dan mesin pertanian terhadap produk impor. Apalagi, Henry mengatakan, beberapa produsen masih belum mempunyai sertifikasi SNI dan ISO. "Masih ada beberapa kebutuhan yang harus diimpor, tetapi kami akan dorong supaya produsen dalam negeri makin terpacu," ujarnya. Alsintani juga meminta pemerintah menyederhanakan cara mengikuti ketentuan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Ada beberapa bahan baku yang ternyata belum bisa diproduksi di Indonesia. Akibatnya, ketika dilakukan penghitungan, TKDN menjadi rendah karena bahan baku yang masih harus diimpor tersebut. "Penyederhanaan TKDN bisa membuat produsen ramai-ramai mempunyai sertifikasi TKDN sehingga kami bisa masuk ke tender pemerintah," ujar Henry.Nota kesepahaman Berdasarkan catatan Kompas, pada 5 Januari 2017 lalu Kementerian Perindustrian menandatangani nota kesepahaman dengan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Boma Bisma Indra (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), dan PT Sarinah (Persero). Nota kesepahaman tersebut terkait pemenuhan kebutuhan bahan baku pembuatan alat perkakas pertanian. PT Krakatau Steel akan memproduksi bahan baku berupa lembaran sesuai kebutuhan industri. PT Boma Bisma Indra akan memproses lebih lanjut hingga menjadi barang setengah jadi yang selanjutnya didistribusikan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dan PT Sarinah. Produsen skala besar, menengah, dan kecil mengolah barang setengah jadi tersebut menjadi alat pertanian, seperti cangkul, dodos, atau sekop. Pada kesempatan itu, Menperin Airlangga Hartarto mengatakan, kerja sama dengan empat BUMN tersebut dilakukan untuk memperkuat struktur industri perkakas pertanian di Indonesia. Pengembangan satu rantai nilai dari hulu hingga hilir-dengan melibatkan pelaku industri kecil menengah-tersebut diharapkan meningkatkan daya saing produk dalam negeri, baik di sisi harga maupun kualitas. (CAS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000