BOGOR, KOMPAS — Meskipun jumlah wirausaha telah meningkat, diperlukan lebih banyak lagi wirausaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan. Tahun depan ditargetkan jumlah wirausaha dibandingkan penduduk mencapai 4 persen.
”Dulu, dari 225 juta penduduk Indonesia, hanya 1,67 persen rasio wirausaha kita. Dengan usaha semua pihak, sekarang sudah 3,1 persen. Kita kejar terus supaya minimal bisa 4 persen tahun depan. Itu target kita,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga dalam acara penyerahan penghargaan Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2016, Sabtu (11/3), di Kampus Institut Pertanian Bogor, Bogor, Jawa Barat.
Puspayoga mengatakan, meskipun mengalami peningkatan, rasio jumlah wirausaha di Indonesia masih di bawah negara tetangga, seperti Singapura (7 persen), Malaysia (5 persen), dan Thailand (4 persen). Karena itu, pemerintah mendukung perbankan atau lembaga keuangan yang telah menyiapkan skema pembiayaan dan mendorong masyarakat agar memanfaatkannya.
Pemerintah pun, kata Puspayoga, juga menyiapkan kredit usaha rakyat dengan bunga 9 persen dari sebelumnya 22 persen. Bahkan, pemerintah memberikan fasilitas bebas pajak impor dan ekspor bagi UKM di Boyolali, Jawa Tengah, yang produksi peralatan rumah tangganya diekspor ke luar negeri.
”Kami juga menyiapkan kredit ultra mikro untuk pengusaha dengan pinjaman di bawah Rp 10 juta. Dananya ada di Kementerian Keuangan dan akan segera diluncurkan bagi UKM sehingga ada pemerataan kesejahteraan,” ujar Puspayoga. Menurut dia, pemerintah tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi juga terjadi pemerataan kesejahteraan. Jika tidak, yang terjadi pertumbuhan ekonomi tinggi dengan ketimpangan yang semakin besar.
Adapun kredit usaha rakyat (KUR) yang disalurkan pemerintah melalui sejumlah bank dan lembaga pembiayaan formal pada 2016 sebesar Rp 94,4 triliun, lebih besar dari 2015 sebesar Rp 22,75 triliun. Jumlah itu terdiri dari KUR mikro Rp 65,75 triliun dan KUR ritel Rp 28,65 triliun. KUR tersebut disalurkan untuk pelaku UMKM serta koperasi di enam sektor.
Didorong
Pada kesempatan tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, BUMN didorong untuk membuat program yang bertujuan menciptakan wirausaha muda, seperti yang dilakukan Bank Mandiri. Menurut Rini, dengan pendampingan sedini mungkin, para mahasiswa yang tengah belajar di perguruan tinggi tidak berpikir setelah lulus akan mencari pekerjaan, tetapi membuat usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan.
”Kita harapkan dapat mendorong munculnya wirausaha baru, baik yang mikro, kecil, atau menengah, dari yang berteknologi rendah sampai yang berteknologi tinggi. Kami meyakini kalau kita bisa menciptakan pengusaha, terutama pengusaha muda, ekonomi kita akan lebih kuat dan berkembang dibandingkan negara lain,” kata Rini.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, yang diperlukan tidak hanya wirausaha muda yang berhasil mendapatkan keuntungan, tetapi juga berkontribusi bagi masyarakat.
Program WMM diselenggarakan Bank Mandiri sejak 2007 sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Hingga saat ini program WMM telah diikuti 36.000 pengusaha dan memberikan manfaat bagi setidaknya 45.000 individu.
Pengusaha yang telah mengikuti WMM diharapkan dapat mendukung penciptaan 1.000 usaha rintisan digital yang diinisiasi pemerintah. Adapun Bank Mandiri menyiapkan Rp 500 miliar untuk kredit bagi usaha rintisan digital. (NAD)