JAKARTA, KOMPAS — Pameran mebel internasional di Indonesia diperkirakan membukukan transaksi lebih dari 300 juta dollar AS. Dalam tiga bulan mendatang diharapkan transaksi dapat berlanjut dan mendapat tambahan 700 juta dollar AS.
Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soenoto mennyampaikan hal itu menjelang penutupan pameran furnitur internasional Indonesia (IFEX) 2017 di Jakarta, Selasa (14/3). Pameran diselenggarakan HIMKI dan Dyandra Promosindo pada 11-14 Maret di Jakarta International Expo (JIExpo).
Sampai dengan Selasa siang, transaksi yang terjadi di IFEX sebesar 300 juta dollar AS atau Rp 4 triliun. "Masih ada beberapa jam sebelum penutupan," kata Soenoto.
Ekspor produk mebel pada 2017 ditargetkan 2 miliar dollar AS atau Rp 26,7 triliun. Ekspor mebel di 2016 sebesar 1,6 miliar dollar AS atau Rp 21,4 triliun.
Soenoto menjelaskan, Presiden Joko Widodo sangat mendukung industri mebel, baik dari pengadaan bahan baku, peralatan mesin, teknologi, desain, maupun pemasaran. Pemerintah juga berkomitmen menghilangkan berbagai hambatan yang dapat memengaruhi kinerja industri mebel.
Misalnya, lanjut Soenoto, pemerintah memberikan kemudahan impor, seperti bahan baku penolong untuk tujuan ekspor. Regulasi-regulasi yang menghambat dan berpotensi menimbulkan biaya ekonomi tinggi dihapus.
Presiden Direktur Dyandra Promosindo Daswar Marpaung menyampaikan, target 10.000 pengunjung terlampaui. Pengunjung atau pembeli di pameran ini sebagian besar dari China, Australia, Amerika Serikat, India, Belanda, dan Malaysia.
Daswar menambahkan, akan menjajaki kerja sama menyelenggarakan pameran dengan negara lain, seperti China.(FER)