logo Kompas.id
EkonomiJawa Timur Menambah Trayek...
Iklan

Jawa Timur Menambah Trayek Kapal

Oleh
· 2 menit baca

SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur ingin menambah trayek kapal antarpulau untuk menurunkan disparitas harga. Trayek baru yang diusulkan adalah dari Surabaya ke Manado dan Medan.Demikian dikatakan Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat menerima kunjungan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Rabu (15/3) malam, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Saat ini, Jatim telah menjalin perdagangan khusus antarpulau dengan rute Surabaya-Timika memakai KM Freedom, Merauke memakai KM Mentari Perdana, dan Waingapu memakai KM Caraka Jaya Niaga III.Ke sejumlah daerah tersebut, Jatim mengirim gula, beras, minyak goreng, tepung, mesin, elektronik, konveksi, pakan ternak, pupuk, aspal, bibit, benih, semen, besi beton, rokok, sayuran, telur, dan bawang merah. Dari provinsi mitra, Jatim mendatangkan kopi, cengkeh, kopra, sawit, ikan, jagung, kemiri, rotan, kayu gelondongan, dan batubara. Menurut Soekarwo, bongkar muat tertinggi terjadi dengan Kalimantan Selatan senilai Rp 60,29 triliun. Berikutnya, Nusa Tenggara Timur senilai Rp 36,45 triliun, dengan Papua dan Papua Barat senilai Rp 39,36 triliun, dengan Maluku senilai Rp 30,06 triliun, dan dengan Sulawesi Tenggara senilai Rp 10,12 triliun. Kinerja perdagangan dan jasa Jatim menunjukkan, perdagangan antarpulau dengan provinsi lain selalu naik. Pada 2015, nilainya naik dari Rp 352,3 triliun ke Rp 452,2 triliun; pada 2016, nilainya naik dari Rp 435,3 triliun ke Rp 535,9 triliun. "Perdagangan antarpulau juga amat penting selain ekspor," ujar Soekarwo.Enggartiasto mengatakan, perdagangan antarpulau, khususnya dengan daerah terpencil, terluar, dan perbatasan, sejalan dengan visi Poros Maritim Indonesia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Perdagangan antarpulau didorong melalui program Gerai Maritim memanfaatkan tol laut untuk mengurangi perbedaan harga komoditas dan ketersediaan pasokan di seluruh Nusantara. Misalnya, harga semen di Papua jangan sampai terlalu mahal dibandingkan dengan di Jawa. Komoditas asal Papua seperti buah dan kayu yang amat dibutuhkan di daerah lain juga patut tersedia secara aman sehingga harga terkendali.Pusat logistik Dalam kesempatan itu, Enggartiasto juga meresmikan pusat logistik berikat (PLB) pertama di Surabaya, yakni milik PT Indra Jaya Swastika (IJS) yang telah berpuluh-puluh tahun berusaha di bidang logistik. PLB itu menjadi yang ke-32 yang telah dibangun sebagai amanat Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III. Pengimpor dapat memanfaatkan penundaan ketentuan impor maksimal tiga tahun dan menunda pembayaran bea masuk dan pajak impor. Kewajiban itu bisa dibayar saat barang impor dikeluarkan untuk kebutuhan pasar. "Itu bisa menjaga kas perusahaan importir," kata Direktur Utama IJS Utami Prasetiawati.Selain itu, PLB dapat mempersingkat waktu tunggu di pelabuhan dari 5,5 hari ke 1,8 hari. Untuk kepentingan ekspor, PLB dapat dijadikan gerai pameran produk. (BRO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000