Kolaborasi untuk Siapkan SDM Industri

JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perindustrian berupaya menyiapkan tenaga kerja berkompeten dan tersertifikasi di sektor industri. Kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dibutuhkan untuk menyiapkan sumber daya manusia industri tersebut. "Tenaga kerja yang berkompeten berkaitan erat dengan produktivitas dan daya saing sektor industri," kata Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Haris Munandar di Jakarta, Jumat (17/3). Bahkan di beberapa negara, menurut Haris, penyiapan sumber daya manusia yang berkompeten dan siap pakai sudah menjadi insentif nonfiskal bagi investasi sektor industri. Merujuk data Kemenperin, proyeksi penambahan jumlah tenaga kerja industri periode 2016-2020 rata-rata 600.000 orang per tahun. Pada periode 2017-2019 sejumlah kegiatan dirancang untuk menyiapkan tenaga kerja industri tersertifikasi sebanyak 1.040.552 orang. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kemenperin Mujiyono mengatakan, kegiatan dimaksud meliputi pembinaan dan pengembangan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tersambung dan cocok dengan industri dengan sasaran 845.000 orang. Ada pula pendidikan kilat bersistem 3 in 1 yang mencakup pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja dengan sasaran 162.000 orang. Program berikutnya adalah pendidikan vokasi Kemenperin, baik reguler maupun diploma bagi 15.552 orang. Selain itu, juga sertifikasi kompetensi tenaga kerja industri sebanyak 18.000 orang. "Penyiapan tenaga kerja industri berkompeten tersebut butuh koordinasi dan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan," kata Mujiyono. Mujiyono mengatakan, ada 13.600 SMK dengan 142 jenis kompetensi yang 36 jenis di antaranya berkaitan dengan kompetensi industri. Jumlah murid SMK sekitar 4,4 juta. Beberapa tantangan dijumpai, semisal hanya 22 persen dari total 302.000 guru SMK yang merupakan guru produktif atau mampu mengajar praktik. "Padahal, seharusnya 60 persen guru mampu mengajar praktik," katanya. (CAS)