logo Kompas.id
EkonomiProduksi Jagung Diprediksi...
Iklan

Produksi Jagung Diprediksi Berlebih

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pertanian menggandeng Perum Bulog dan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak untuk menyerap jagung hasil panen petani. Produksi jagung diperkirakan jauh melebihi kebutuhan sekitar 18 juta ton per tahun. Namun, jika tidak diantisipasi serius, produksi yang melebihi kebutuhan itu berpotensi membuat harga anjlok. Jika harga anjlok, petani bakal rugi.Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto menyebutkan, produksi bisa mencapai 30 juta ton karena luas tanam ditargetkan sekitar 6 juta hektar (ha) tahun ini. "Itu (panen) perlu dibeli supaya harga tidak jatuh," ujarnya seusai rapat bersama Bulog dan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (22/3).Indikasi penurunan harga jagung antara lain terjadi di sebagian Sulawesi, yang saat ini seharga Rp 2.400-Rp 2.500 per kilogram (kg) lebih rendah dari harga acuan yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 3.150 per kg. Gatot menambahkan, harga di Jawa relatif lebih baik, yakni Rp 3.100-Rp 3.300 per kg. Soal jagung, Kementerian Pertanian menetapkan target optimistis tahun ini, yakni produksi 30 juta ton, luas tanam 6 juta ha, dan produktivitas 5,3 ton per ha. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan produksi tahun lalu, yakni 23,1 juta ton, luas tanam 4,8 juta ha, dan produktivitas 5,2 ton per ha. Perluasan area tanam menyasar lahan kering, tadah hujan, dan hutan.Ketua Umum GPMT Desianto Budi Utomo menyatakan, kebutuhan jagung anggota GPMT mencapai 7,8 juta ton tahun ini dengan perkiraan produksi pakan 17,3 juta ton. "Kami beli selama ada akses ke sentra jagung. Masalahnya tak semua sentra jagung adalah sentra produksi pakan. Oleh karena itu, sentra jagung memerlukan setidaknya alat pengering dan gudang penyimpan," ujarnya.Menurut Desianto, produsen pakan ternak menyerap sekitar 400.000 ton produksi jagung lokal per bulan pada Januari-Maret 2017. Angka ini merupakan sebagian dari kebutuhan industri pakan yang sekitar 680.000 ton-700.000 ton per bulan. Sisanya dipenuhi dari stok jagung di gudang perusahaan pakan.Sementara itu, Direktur Pengadaan Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh menyatakan, pihaknya menargetkan pengadaan 250.000 ton jagung tahun ini. Sampai dengan 22 Maret 2017, Bulog menyerap 40,9 ton jagung, khususnya dari Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara dengan harga sesuai acuan, yakni Rp 3.150 per kg dengan kadar air 15 persen.Infrastruktur pascapanen menjadi kendala khususnya alat pengering dan gudang di area penanaman baru. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi berencana membangun instalasi pengering dan silo penyimpan jagung di Sulawesi mulai tahun ini.Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan, setelah secara bertahap mengurangi kuota, pihaknya menghentikan impor jagung mulai tahun ini. (MKN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000