logo Kompas.id
EkonomiAplikasi Tak Bisa Dihindari
Iklan

Aplikasi Tak Bisa Dihindari

Oleh
· 3 menit baca

BANGKOK, KOMPAS — Perkembangan jasa transportasi angkutan orang berbasis aplikasi tidak bisa dihindari lagi. Selain karena perkembangan teknologi yang pesat, penggunaan transportasi daring juga bisa lebih efisien. Karena itu, pemerintah perlu mengatur supaya persaingan tak saling mematikan operator. "Teknologi, kan, terus berkembang, sehingga jasa transportasi online tidak bisa dihindari. Apalagi angkutan online itu lebih efisien," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di sela-sela kunjungannya ke Bangkok, Thailand, Kamis (23/3), seperti dilaporkan wartawan Kompas, Anita Yosihara.Tidak akan ada yang bisa menghalangi perkembangan transportasi berbasis aplikasi sehingga yang bisa dilakukan adalah mengaturnya supaya persaingan tidak saling mematikan. Wapres Kalla yakin, perusahaan angkutan konvensional lambat laun juga akan ikut membuka layanan berbasis aplikasi. "Sekarang, kan, sudah ada juga perusahaan taksi yang bergabung dengan layanan transportasi berbasis aplikasi online," kata Kalla.Direktur Angkutan dan Multimoda Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Cucu Mulyana mengatakan, penetapan batas atas dan bawah tarif dilakukan juga untuk melindungi konsumen dari lonjakan tarif yang tinggi. Tarif bawah ditetapkan agar tidak ada operator yang menjadi predator bagi operator yang lain dan tentu tetap menjaga keselamatan. "Sudah terbukti bahwa jika tidak ada uang, yang dikorbankan adalah biaya perawatan kendaraan," kata Cucu.Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi mengatakan, tarif taksi aplikasi tidak bisa dibilang murah karena mereka memberlakukan tarif berdasarkan jam sibuk. "Bahkan tarif taksi aplikasi bisa lebih mahal dari taksi konvensional. Misalnya, saat jam sibuk dan hujan," kata Tulus.Dari DI Yogyakarta dilaporkan, para pengemudi angkutan berbasis aplikasi di wilayah itu keberatan dengan aturan yang mewajibkan surat tanda nomor kendaraan angkutan berbasis aplikasi harus atas nama badan hukum. Keberatan muncul karena mayoritas mobil merupakan milik pribadi pengemudi bukan perusahaan. Angkot eksekutif Sementara itu, pengelola angkutan kota (angkot) dan taksi konvensional di Bandung, Jawa Barat, mengklaim tengah menyiapkan sejumlah inovasi agar tetap diminati konsumen. Mereka berencana menyiapkan angkutan eksekutif dan pemesanan daring agar bisa bertahan di tengah ketatnya persaingan. Ketua Koperasi Bandung Tertib Baru (Kobanter) Jawa Barat Dadang Hamdani mengatakan, pihaknya berencana meluncurkan angkot eksekutif. Angkutan kota itu akan dilengkapi pendingin udara, jaringan internet, rak buku, televisi, dan jok empuk. Masih terkait upaya untuk bertahan, sebagian taksi konvensional di Solo, Jawa Tengah, memilih bergabung dengan layanan taksi berbasis aplikasi daring. Langkah ini dinilai akan dapat memperluas layanan kepada konsumen.Pengamat transportasi dari Univeritas Katolik Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno, menyebutkan, angkutan berbasis aplikasi daring dibutuhkan masyarakat. Selain memberi kemudahan bagi warga juga memberikan tarif yang lebih murah. Namun, angkutan berbasis aplikasi daring tersebut harus mengajak pelaku angkutan konvensional sehingga unjuk rasa transportasi umum tidak makin merebak. Sementara itu, menurut Kepala Kepolisian Resor Kota Palembang Komisaris Besar Wahyu Bintono Hari Bawono, pihaknya akan mencari pelaku penganiaya Bahaudin (29), pengemudi taksi berbasis aplikasi di kawasan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Rabu (22/3) petang. Proses mediasi antara pengemudi taksi daring dan angkutan konvensional akan dilakukan agar kejadian ini tidak terulang.(HRS/DRI/RAM/RWN/ARN/BKY/KRN/DIT)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000