logo Kompas.id
EkonomiInvestor Asing Terus Masuk
Iklan

Investor Asing Terus Masuk

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah faktor positif dari luar dan dalam negeri mendukung pertumbuhan pasar keuangan Indonesia belakangan ini. Investor asing masih terus masuk karena melihat prospek yang lebih baik. Pemerintah diharapkan konsisten mereformasi struktur ekonomi. "Ada beberapa faktor dari luar negeri, seperti membaiknya perekonomian Amerika Serikat dan harga komoditas menjadikan ekspor Indonesia membaik juga memengaruhi ekonomi makro," kata ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri, di Jakarta, Kamis (23/3). Senada dengan Faisal, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan, para pelaku pasar global mendukung kebijakan di AS. Bursa juga akan terus berkembang. Kapitalisasi pasar diperkirakan akan mencapai Rp 6.300 triliun. Institusi keuangan, seperti dana pensiun dan asuransi, akan semakin banyak berinvestasi di pasar modal. "Bursa kita sangat menjanjikan, dalam 10 tahun terakhir menjadi bursa dengan imbal hasil terbaik," kata Tito. Pada perdagangan Kamis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali membukukan rekor baru, ditutup menguat 0,54 persen menjadi 5.563. Volume transaksi mencapai 11,48 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 8,02 triliun. Bahana Sekuritas memperkirakan IHSG bisa mencapai level 6.000 pada akhir tahun ini, bahkan terbuka kemungkinan tercapai sebelum akhir tahun. Beberapa katalis yang mendukungnya antara lain adalah kemungkinan mendapatkan peringkat layak investasi dari pemeringkat Standard and Poor\'s. Perwakilan S&P sudah bertemu dengan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution untuk membicarakan masalah fiskal, pajak, dan anggaran. "Dalam beberapa hari ke depan, S&P akan berbicara dengan Bank Indonesia dan Menteri Keuangan," kata Kepala Riset Bahana Sekuritas Harry Su.Instrumen investasi Faisal mengatakan, terbuka peluang Indonesia mendapatkan peringkat layak investasi dari pemeringkat S&P. S&P merupakan satu-satunya pemeringkat besar yang belum memberikan peringkat layak investasi kepada Indonesia. Namun, Faisal mengatakan, dampak kenaikan peringkat terhadap masuknya dana investasi tidak terlalu besar. "Ada hal lain yang perlu dibenahi, seperti subsidi pupuk yang kurang tepat sasaran, itu akan lebih penting," kata Faisal.Situasi pasar keuangan yang membaik mendorong manajer investasi seperti Victoria Manajemen Investasi mengeluarkan reksa dana saham. Juntrihary Fairly, Presiden Direktur Victoria Manajemen Investasi, mengatakan, reksa dana ini melengkapi produk yang sudah ada.Selain itu, Phillips Asset Management juga menerbitkan reksa dana obligasi. "Permintaan dari dana pensiun dan asuransi semakin besar, mereka dapat berinvestasi pada reksa dana berbasis obligasi pemerintah," kata Presiden Direktur Phillips Asset Management Joko Himawan. Untuk mendukung perkembangan perusahaan rintisan, BEI membuka ruang inkubasi IDX Incubator. Dengan program ini, BEI mewadahi berbagai usaha rintisan dan usaha kecil menengah. Tito Sulistio mengatakan, perusahaan rintisan itu dapat memanfaatkan ruang inkubasi tersebut. Dari 65 perusahaan rintisan yang mendaftarkan diri, baru ada 24 yang terpilih. (JOE)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000