Konsekuensi menjadi investor jangka panjang, yang membeli saham lalu menyimpannya, berbeda dengan menjadi trader. Trader berjual beli saham secara cepat dengan memanfaatkan pergerakan harga saham.
Perbedaan itu terkait dengan cara menganalisis. Investor jangka panjang menggunakan alat bantu fundamental, seperti nilai perusahaan dan keadaan industri. Sementara, trader saham bergerak cepat dengan alat analisis antara lain berbagai indikator teknis dan volume perdagangan.
Secara garis besar, indikator dapat bersifat mendahului (leading) dan bersifat terlambat (lagging). Indikator yang bersifat leading maksudnya adalah indikator yang memberikan sinyal sebelum terbentuk tren baru. Dengan indikator ini, trader dapat mengambil posisi lebih cepat, apakah akan membeli atau menjual sahamnya.
Indikator yang bersifat leading antara lain adalah stochastic, parabolic stop and reverse (SAR), dan relative strength index (RSI). Indikator ini digunakan untuk menentukan waktu jual atau beli. Indikator leading dapat mendeteksi momentum, seperti apakah pasar sedang terjadi jenuh jual (oversold) atau jenuh beli (overbought).
Sementara indikator lagging, memberikan sinyal setelah terjadi tren. Jika hanya mengandalkan indikator lagging, trader akan kehilangan kesempatan untuk mengambil untung. Indikator ini akan berguna ketika ada saham yang sedang membangun tren penguatan harga. Jika sedang tidak banyak pergerakan atau tidak terlihat tren naik atau turun di pasar saham, indikator ini tidak begitu bermanfaat. Contoh indikator lagging adalah moving average (MA), bollinger band, dan moving average convergence divergence (MACD). Indikator lagging ini lebih banyak digunakan untuk mengetahui tren, apakah naik atau turun.
Ukuran lain yang melengkapi indikator adalah volume, yaitu banyaknya saham yang dijual atau dibeli. Pada saat harga saham mendatar saja lalu mendekati garis MA, biasanya merupakan pertanda tren positif akan terjadi. Indikator ini perlu dikuatkan dengan melihat volume perdagangan. Jika besar, kemungkinan tren itu akan terkonfirmasi.
Tidak semua indikator tersebut harus digunakan bersama- sama. Tidak ada pula indikator yang menjamin akurasi 100 persen. Namun, setidaknya, ada empat indikator yang sering digunakan oleh para trader untuk bertransaksi, yaitu MA, stochastic, RSI, dan MACD. Kemahiran menggunakan paduan indikator leading dan lagging akan membantu para trader untuk mengambil keputusan investasinya.
Untuk para trader pemula, disarankan untuk mendalami indikator-indikator ini baru mempelajari chart pattern. Semakin mahir memahami indikator, semakin besar juga peluang mendapatkan keuntungan dari bursa saham. Namun, ada hal lain yang juga menentukan keberhasilan dalam bertransaksi, yaitu psikologi dari investor sendiri. (Joice Tauris Santi)