logo Kompas.id
EkonomiTKI BerpeluangJadi Pengusaha
Iklan

TKI BerpeluangJadi Pengusaha

Oleh
· 4 menit baca

HONGKONG, KOMPAS — Badan usaha milik negara, terutama perbankan, perlu mendukung tenaga kerja Indonesia di luar negeri menjadi wirausaha. Caranya, membekali TKI dengan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan sehingga TKI yang kembali ke Indonesia dapat berwirausaha.Hal itu disampaikan Menteri BUMN Rini Soemarno saat menyaksikan program "Mandiri Sahabatku" di Hongkong, Minggu (26/3). Mandiri sahabatku merupakan program pelatihan kewirausahaan untuk buruh migran Indonesia (BMI) di luar negeri yang diselenggarakan Bank Mandiri. Seperti dilaporkan wartawan Kompas, Ferry Santoso, Minggu, hadir dalam acara itu antara lain Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, Ketua Komisi VI DPR Teguh Juwarno, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, dan Direktur Utama Bank Mandiri (Persero) Kartika Wirjoatmodjo.Program Mandiri Sahabatku sudah dilakukan sejak 2011 dan saat ini sudah dilaksanakan di tiga negara, yakni Hongkong, Malaysia, dan Korea Selatan. Peserta program sudah mencapai 10.000 BMI. Dengan mengikuti program itu, setelah bekerja di luar negeri, diharapkan BMI memiliki semangat dan kemampuan untuk berwirausaha secara mandiri di Indonesia. Dalam program itu, BMI dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok belajar dan pelatihan untuk mendapatkan pelatihan kewirausahaan berbagai jenis usaha."Kita harus membuat program bersama sehingga buruh migran Indonesia bisa kita dukung untuk melakukan aktivitas dan harus menjadi mandiri," kata Rini. Ia berharap, BMI yang mengikuti program itu tidak kembali lagi menjadi TKI di luar negeri, tetapi dapat menjadi wirausaha.Rini juga mendorong BUMN membuat pelatihan atau vokasi bagi calon TKI yang akan bekerja di luar negeri sehingga kualitas TKI meningkat dan dapat memiliki pekerjaan yang lebih baik. Dengan kualitas yang lebih baik, TKI dapat bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara lain.Direktur Utama PT Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, ada empat pilar yang ditekankan dalam program itu. Keempat pilar itu adalah mengubah BMI menjadi majikan mandiri, mempersatukan BMI dengan keluarga, menyejahterakan keluarga BMI, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut Kartika, program Mandiri Sahabatku menekankan kemampuan berwirausaha BMI setelah kembali ke Tanah Air dan tidak lagi menjadi BMI. Bank Mandiri akan memberi pembiayaan kepada mantan BMI yang akan membuka usaha setelah dinilai mampu berwirausaha. Penyaluran kredit untuk mantan BMI setelah bekerja di luar negeri itu, menurut Kartika, ditargetkan mencapai Rp 500 miliar. Bank Mandiri juga siap memberikan pendampingan terhadap BMI yang mendapat dana dan membuat usaha. Kirim uang Dari Singapura, wartawan Kompas,Defri Werdiono, melaporkan, para TKI di Singapura kini mendapatkan kemudahan baru dalam mengirimkan remitansi ke Tanah Air. Operator telepon seluler Singtel bekerja sama dengan Telkomsel dan PT Pos Indonesia, meluncurkan layanan keuangan bergerak atau mobile financial services bagi para TKI. Peluncuran layanan keuangan bergerak dilakukan di Kantor Kedutaan Besar Indonesia untuk Singapura. Sejumlah pejabat yang hadir di antaranya Direktur Utama PT Telkomsel Ririek Adriansyah, Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya, Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi Wahyu Setijono, dan Chief Executive Officer Consumer Singapore Singtel Yuen Kuan Moon. Peluncuran itu dilakukan bersamaan dengan kegiatan Festival Rising 50 dalam rangka menyambut 50 tahun hubungan kedua negara.Dalam program aplikasi bergerak itu, para TKI bisa mengirimkan uang melalui aplikasi Singtel Dash. Dengan aplikasi ini keluarga TKI di Tanah Air tinggal mengambil uang tersebut melalui wesel instan yang dimiliki PT Pos Indonesia. Ada 4.500 kantor pos yang tersebar di seluruh Indonesia yang bisa melayani program ini. Yuen Kuan Moon mengatakan, pihaknya gembira bisa bekerja sama dengan Telkomsel untuk memberikan pelayanan pengiriman uang yang nyaman dan aman. Ririek Adriansyah sengaja memilih PT Pos Indonesia sebagai mitra karena jaringan PT Pos Indonesia yang sudah luas. Kantor pos yang tersebar hingga pelosok daerah akan berperan sebagai outlet tunai di daerah yang jauh dari perbankan. Potensi TKI di Singapura sendiri cukup besar, ada sekitar 200.000 orang. Sementara itu, dari sisi infrastruktur, Gilarsi Wahyu Setijono mengatakan, outlet kantor pos yang mencapai 4.500 di seluruh Indonesia siap mendukung pelayanan mobile financial. Selama ini nilai remitansi melalui PT Pos Indonesia berkisar Rp 17 triliun-Rp 18 triliun per tahun dari sejumlah negara.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000