Iruna E-Logistic Berinvestasi Rp 266 Miliar Sepanjang 2017

JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan jasa logistik elektronik atau e-logistik Iruna membuka pergudangan di kawasan Sunter, Jakarta. Sampai akhir tahun, Iruna menargetkan investasi senilai lebih dari 20 juta dollar AS atau sekitar Rp 266 miliar.Hal itu disampaikan CEO dan pendiri Iruna e-Logistic Yan Hendry Jauwena dalam peluncuran perusahaan Iruna e-Logistic di Jakarta, Kamis (30/3). "Sampai akhir tahun 2017, nilai investasi bisa mencapai 20 juta dollar AS," kata Yan.Nilai investasi itu, antara lain, meliputi tiga gudang yang akan dibuat sampai akhir 2017, yakni sistem teknologi, infrastruktur, peralatan, dan armada logistik. Iruna e-Logistic menargetkan mampu menjalin kerja sama dengan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) sebanyak 125.000 pelaku UKM dari lebih dari 50 juta pelaku UKM yang ada saat ini. Yan menjelaskan, Iruna e-Logistic merupakan bagian dari ekosistem e-dagang yang terintegrasi dari penyimpanan, pengemasan, pemasaran, sampai pengiriman. Iruna juga menjalin kerja sama dengan perusahaan ritel modern sebagai tempat pengambilan dan pendistribusian barang. Iruna, menurut Yan, juga sudah menjalin kerja sama dengan mitra lokal pemasok barang dan laman pemasaran, seperti Oktagon, Orami, Mentimun, dan Tinamee. Saat ini, Iruna didukung oleh investor lokal. Namun, ia belum bersedia menyebutkan investor lokal tersebut.Dengan memasarkan produk UKM melalui berbagai laman pemasaran, termasuk di luar negeri, lanjut Yan, diharapkan produk UKM lebih luas dapat dipasarkan. Kehadiran Iruna diharapkan dapat mendukung pertumbuhan e-dagang di Indonesia. Dalam rekaman video yang ditayangkan dalam acara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan, logistik termasuk masalah besar yang terus dibenahi pemerintah. "Sebanyak 25 persen perekonomian kita terbuang di masalah logistik," katanya.Mata rantai logistik yang tidak efisien dari pemasok, perusahaan kurir, pergudangan, perjalanan darat, pelabuhan, sampai ke tempat pelanggan, lanjut Rudiantara, membuat biaya ekonomi menjadi tinggi. Ia mencontohkan waktu bongkar muat di pelabuhan yang sudah ditekan menjadi lebih efisien. "Salah satu mata rantai adalah pergudangan dan manajemen elektronik," ujarnya. Rudiantara mengapresiasi Iruna e-Logistic yang menawarkan solusi terkait dengan e-dagang. (FER)