Peluang Masih Terbuka
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia dan Afganistan saling menawarkan potensi kerja sama ekonomi. Peluang kerja sama di bidang investasi dan perdagangan dinilai masih terbuka dengan memperhitungkan potensi yang dimiliki kedua negara.Hal itu mengemuka dalam dialog bisnis Indonesia-Afganistan di Jakarta, Kamis (6/4). Dalam kesempatan tersebut hadir Presiden Afganistan Mohammad Ashraf Ghani dan delegasi Afganistan. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani, dan sejumlah pelaku usaha juga hadir. Pada kesempatan itu, Presiden Ashraf Ghani menawarkan kemudahan bagi pelaku usaha terkait komitmen iklim bisnis yang kondusif di Afganistan.Sementara itu, Airlangga Hartarto mengatakan, meskipun perekonomian global masih dipenuhi ketidakpastian, ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh 5,02 persen pada 2016. "Gambaran ini mengindikasikan pencapaian positif dan menunjukkan kepada Anda peluang besar untuk berkolaborasi bisnis lebih lanjut dengan Indonesia," kata Airlangga kepada Presiden Ashraf Ghani dan delegasi Afganistan.Pemerintah juga mendorong pebisnis Indonesia mencoba mencari peluang kerja sama perdagangan dan investasi di Afganistan. Peluang tersebut khususnya di sektor pertanian, proyek infrastruktur, eksplorasi mineral, tekstil, dan produk konsumer.Menurut data Kementerian Perindustrian, pada 2011-2015- kendati ada fluktuasi-perdagangan Indonesia dan Afganistan rata-rata tumbuh 3,83 persen dalam setahun. Nilai perdagangan Indonesia-Afganistan pada 2015 sebesar 36,5 juta dollar AS. Kinerja perdagangan tertinggi tercatat pada 2014, yakni 77 juta dollar AS.Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, Afganistan masih merupakan pasar nontradisional bagi Indonesia. Volume perdagangan kedua negara juga masih rendah. Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Shinta Widjaja Kamdani, peluang bagi pebisnis Indonesia dan Afganistan untuk bekerja sama masih terbuka. (CAS)