logo Kompas.id
EkonomiPersaingan Ketat, Pelaku Usaha...
Iklan

Persaingan Ketat, Pelaku Usaha Dituntut Berinovasi

Oleh
· 2 menit baca

BANDUNG, KOMPAS — Industri tekstil masih menjadi sektor penyumbang tenaga kerja dan nilai ekspor terbesar di Indonesia. Namun, pemerintah dan pelaku usaha tekstil harus selalu berinovasi agar masa depan industri ini terus cerah dan menyejahterakan banyak pihak."Tahun ini industri tekstil mampu memberikan pekerjaan bagi tiga juta orang. Jika ditambah dengan sektor usaha kecil menengah, jumlahnya sekitar lima juta orang atau yang tertinggi di Indonesia," kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat Usman di Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/4).Ade berharap semua pihak tidak lekas puas dengan kondisi ini. Peta persaingan industri tekstil dunia belakangan ini sangat ketat. Negara-negara penghasil produk tekstil, seperti Myanmar dan Vietnam, berpotensi mendominasi peta persaingan tekstil di Asia Tenggara jika semua pihak di Indonesia berhenti berinovasi."Usaha meningkatkan daya saing, baik pemerintah maupun pelaku usaha, tidak boleh berhenti. Hanya dengan meningkatkan kreativitas, efisiensi dan distribusi produk akan tetap menghasilkan nilai ekonomi yang kompetitif," katanya. Ade menambahkan, hal itu bisa dilakukan dengan mempermudah proses birokrasi di pelabuhan. Jika proses di pelabuhan dibiarkan panjang dan menyulitkan, akan menghambat potensi peningkatan nilai ekspornya."Usaha pemerintah membangun infrastruktur untuk menekan ongkos distribusi juga terus kami harapkan. Semakin banyak jalan rusak yang diperbaiki dan pelabuhan yang layak untuk melayani proses ekspor, akan menjadi faktor pendukung utama yang sangat berarti bagi kami," katanya.Hal senada disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di sela-sela kunjungannya ke Bandung, Jumat (7/4). Airlangga mengatakan, saat ini ada 3 juta tenaga kerja yang terserap industri tekstil. Jumlah itu setara dengan 17,03 persen dari total tenaga kerja di industri manufaktur nasional yang sebanyak 17 juta orang."Industri tekstil terus mendapat prioritas pengembangan pemerintah. Selain mampu menyumbang banyak tenaga kerja, ekspor tekstil berkontribusi besar untuk negara," katanya. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, total ekspor industri tekstil dan produk tekstil pada 2016 mencapai 11,87 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 157,87 triliun. Ekspor tekstil dan produk tekstil itu untuk lebih dari 40 negara di dunia, dengan tujuan terbesar Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.Airlangga menambahkan, Kementerian Perindustrian sedang memperluas ekspor melalui sejumlah perjanjian perdagangan bilateral dengan Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa. Di samping mampu menjaga ekspor, perjanjian itu diyakini bisa memberikan keringanan tarif perdagangan yang lebih ideal untuk pelaku usaha di sektor tekstil. (BKY)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000