logo Kompas.id
EkonomiKinerja Industri Pengolahan...
Iklan

Kinerja Industri Pengolahan Melambat

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Kinerja industri pengolahan dan konsumsi rumah tangga triwulan I-2017 melambat. Perlambatan itu terjadi karena permintaan belum tumbuh signifikan. Selain itu, masyarakat cenderung menyimpan penghasilan menghadapi Ramadhan dan Lebaran tahun ini.Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia (BI) pada triwulan I-2017 yang dikutip Kompas, Selasa (11/4), menunjukkan, kinerja sektor industri pengolahan terindikasi melambat. Hal itu tecermin dari Purchasing Manager\'s Index-Survei Kegiatan Dunia Usaha (PMI-SKDU) yang turun dari 50,91 persen pada triwulan IV-2016 menjadi 47,93 persen pada triwulan I-2017.PMI-SKDU adalah indeks komposit yang diperoleh dari lima indeks, yaitu volume pesanan barang, volume produksi, ketenagakerjaan, waktu pengiriman dari pemasok, dan inventori. Indeks di atas 50 persen menunjukkan sinyal ekspansi usaha sedangkan di bawah 50 persen menunjukkan terjadi kontraksi.Dari survei itu, kapasitas produksi normal 100 persen. Namun, kapasitas produksi pengolahan pada triwulan I-2017 rendah, rata-rata 74,02 persen."Pada triwulan II-2017, PMI-SKDU industri pengolahan diperkirakan meningkat menjadi 53,13 persen karena faktor Ramadhan dan Lebaran," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara.Perlambatan sektor industri pengolahan juga tidak terlepas dari perlambatan konsumsi rumah tangga. BI menunjukkan, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,2 persen pada triwulan I-2017. Angka pertumbuhan itu lebih rendah dari triwulan IV-2016 dan triwulan I-2016, yang masing-masing sebesar 9,5 persen dan 11,5 persen.Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey mengemukakan, pada triwulan I-2017, pertumbuhan industri ritel turun 20 persen dibandingkan dengan triwulan I-2016. Omzet industri ritel pada Januari-Maret 2017 diperkirakan Rp 30 triliun, masih di bawah triwulan I-2016 yang sebesar Rp 40 triliun.Hal itu terjadi karena masyarakat lebih memilih menyimpan uang mempersiapkan Ramadhan dan Lebaran pada Juni nanti. Pada triwulan II-2017, pertumbuhan industri ritel dapat terdongkrak momen hari raya. "Hal itu akan dibarengi peningkatan daya beli masyarakat setelah memulihnya harga komoditas, pertumbuhan upah atau gaji, dan dana pemerintah yang bergulir," ujarnya.Roy mengatakan, pertumbuhan industri ritel tahun ini tidak akan sebaik tahun lalu. Pada 2015, industri ritel tumbuh 8 persen, sedangkan pada 2016 hampir 9 persen. Adapun tahun ini Aprindo menargetkan industri ritel bisa tumbuh 9-10 persen.BI mencatat kondisi keuangan perusahaan pada triwulan I-2017 terjaga. Sebagian responden (53,37 persen) menjawab likuiditas perusahaan cukup baik sedangkan sisanya menyatakan lebih baik dari tahun sebelumnya (41,19 persen), dan dalam kondisi buruk (5,44 persen). (HEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000