logo Kompas.id
EkonomiDorong Integrasi Ekonomi
Iklan

Dorong Integrasi Ekonomi

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Direktorat Jenderal Bea Cukai akan mengembangkan Pusat Logistik Berikat untuk mendorong integrasi perekonomian Indonesia. Selama setahun ke depan, pengembangan mencakup perluasan jenis komoditas, sebaran geografis, dan model bisnis. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pidato pada acara peringatan setahun Pusat Logistik Berikat (PLB) di Jakarta, Rabu (12/4), menyatakan, PLB harus dikembangkan untuk mendorong integrasi perekonomian Indonesia. Meski demikian, pengembangan PLB harus sejalan dengan strategi dan prioritas pembangunan nasional antara lain cita-cita mewujudkan kedaulatan pangan dan kedaulatan energi, pembangunan pariwisata, e-dagang, serta barang dan bahan makanan. Hal lain yang tak kalah penting, misi membangun daerah perbatasan. "Pemerintah punya cerita besar. Dan, di masing-masing cerita, ada komponen kebijakan dan pelaku. Saya ingin kerja sama sehingga kita bisa makin koheren dan bisa maju lebih baik lagi," kata Sri Mulyani. PLB adalah kawasan penimbunan barang untuk keperluan industri. Fasilitas yang diperoleh berupa penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, dan pajak impor tidak dipungut. Saat barang keluar dari PLB, dikenakan bea masuk dan pajak. Fasilitas ini diatur Peraturan Menteri Keuangan Nomor 272 Tahun 2015 tentang PLB.Menjawab pertanyaan wartawan seusai acara, Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi menyatakan, PLB selama setahun telah menunjukkan kinerja positif, baik di sisi bisnis maupun dukungan kepada industri. Karena itu, DJBC akan mengembangkan PLB pada fase berikutnya, yakni setahun ke depan. Heru melanjutkan, DJBC telah merencanakan pengembangan tiga area, yakni komoditas, geografis, dan model bisnis. Untuk komoditas, PLB akan dikembangkan sampai pada produk final. Selama ini PLB hanya untuk bahan baku dan barang penolong terutama untuk kebutuhan industri manufaktur. Jenis barangnya juga akan dibuat lebih beragam, tidak sebatas industri manufaktur. Untuk geografis, PLB akan dikembangkan merata di Indonesia. Selama setahun ini, mayoritas PLB tersebar di Pulau Jawa dan Kalimantan. Untuk model bisnis, PLB akan dikembangkan sampai pada barang-barang yang diperjualbelikan melalui e-dagang. Selama setahun ini, PLB masih sebatas gudang untuk perdagangan konvensional. CEO PT Cipta Krida Bahari Iman Sjafei menyatakan, pihaknya telah merelokasi gudang berkapasitas 4 hektar dari Singapura ke Indonesia. Target gudang di Indonesia adalah 300 ha pada 2020. PT Cipta Krida Bahari adalah salah satu pengelola PLB di bidang energi. Ekspor turunKalangan pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia mencatat kecenderungan ekspor yang terus turun. Kinerja industri tekstil dan produk tekstil mendesak ditingkatkan agar berjaya di pasar ekspor. "Ekspor tahun 2016 cuma 11,9 miliar dollar AS, padahal di tahun 2011 pernah mencapai 13 miliar dollar AS," kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat saat ditemui di sela-sela pertemuan African-Asian Cotton B2B yang diselenggarakan International Islamic Trade Financing Corporation (ITFC) bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Berdasarkan data API, ekspor TPT Indonesia turun dari 12,7 miliar dollar AS pada 2014 menjadi sekitar 12,3 miliar dollar AS pada 2015. Menurut Ade, kinerja ekspor tahun 2017 tidak akan beda jauh dengan kondisi pada 2016 apabila tak ada upaya atau terobosan untuk mendukung industri TPT. Biaya energi-terutama tarif listrik-yang kompetitif dibutuhkan industri TPT untuk berdaya saing. Pelaku industri tekstil Indonesia masih menanggung tarif listrik sekitar 12 sen dollar AS per kWh. (CAS/LAS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000