Permintaan Kredit Menguat di Triwulan II-2017

JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan kredit baru perbankan nasional pada triwulan I-2017 melambat. Faktor utama pelambatan itu adalah permintaan pembiayaan dunia usaha dan rumah tangga yang masih lemah. Permintaan kredit diperkirakan menguat pada triwulan II-2017. Penguatan ini ditopang pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, penurunan risiko penyaluran kredit, dan rencana penurunan suku bunga kredit.Dalam Survei Perbankan Triwulan I-2017 yang dikutip Kompas, Jumat (14/4), Bank Indonesia (BI) menyebutkan, pelambatan pertumbuhan kredit sesuai dengan pola historis awal tahun. "Penurunan kredit konsumsi terutama terindikasi dari penurunan permintaan kredit kendaraan bermotor," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara.Berdasarkan data rata-rata penjualan kendaraan bermotor yang ditunjukkan dalam survei BI, penjualan sepeda motor pada triwulan I-2017 sebanyak 491.800 unit. Pada triwulan IV-2016 dan triwulan I-2016, penjualan sepeda motor masing-masing 550.800 unit dan 526.200 unit. Tirta menyebutkan, pada triwulan II-2017, pertumbuhan kredit akan menguat yang diperkirakan tersalur ke sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta real estat dan usaha persewaan.Pada triwulan II-2017, BI memperkirakan rata-rata suku bunga kredit modal kerja turun 28 basis poin (bps). Adapun suku bunga kredit investasi diperkirakan turun 36 bps dan suku bunga kredit konsumsi turun 6 bps.Pemanfaatan danaSementara itu, menurut Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), kondisi likuiditas perbankan nasional pada awal 2017 ini baik. Pada Januari 2017, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 10,04 persen atau merupakan pertumbuhan tertinggi selama 16 bulan terakhir. Pada saat yang sama, pertumbuhan kredit masih lambat. "Kami berharap perbankan mencermati peningkatan kebutuhan likuiditas dana jangka pendek dan menengah untuk kebutuhan investasi dan operasional, mengingat pada triwulan II, siklus bisnis cenderung naik," kata Sekretaris LPS Samsu Adi Nugroho. (HEN)