Usaha Rintisan Malaysia Menyasar Indonesia
JAKARTA, KOMPASTiga perusahaan rintisan bidang teknologi asal Malaysia mencoba peruntungan di pasar Indonesia. Upaya ini merupakan bagian kerja sama lembaga Pemerintah Malaysia di bidang pengembangan industri teknologi informasi, Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC) dengan Kejora Group, modal ventura yang berkantor pusat di Jakarta.Kerja sama itu disepakati pada pertengahan 2016. Tindak lanjutnya berupa Indonesia Immersion Program, program tatap muka, diskusi, dan berjejaring (networking) dengan pelaku usaha rintisan, pemodal ventura, dan perusahaan teknologi informasi asal Indonesia yang berlangsung empat minggu. Program ini diselenggarakan kedua kalinya. Sebelumnya, program pernah dilakukan pada 2016.Pendiri dan CEO Yacademy -perusahaan rintisan di bawah Kejora dan pelaksana Indonesia Immersion Program-Arne van Looveren, Senin (17/4), di Jakarta, mengatakan, ada pertemuan yang melibatkan sejumlah pelaku industri digital Indonesia. Pelaku industri itu di antaranya Asosiasi Fintech Indonesia, Lazada, Doku, Coworkinc, dan Jakarta Business Networkers. Indonesia Immersion Program bertujuan menciptakan kolaborasi antarpelaku industri digital Malaysia dan Indonesia. Setiap pekan, perusahaan rintisan Malaysia yang ikut program bisa menjajaki bisnis baru atau memperluas pasar di Indonesia.Ketiga perusahaan rintisan Malaysia yang berpartisipasi adalah Recite App, Bantu.my, dan Mobiversa. Co-Founder Bantu.my Zharif Samani mengatakan, sejak dirilis pada November 2015, Bantu.my telah menjadi ruang bagi sekitar 6.000 pekerja lepas asal Malaysia yang mempunyai keahlian di bidang jasa konsultan, dokumen, industri kreatif, pemasaran, dan teknologi informasi. Transaksi permintaan jasa datang dari negara-negara ASEAN, Amerika Serikat, dan Kanada. (MED)