logo Kompas.id
EkonomiPotensi Akuakultur Belum...
Iklan

Potensi Akuakultur Belum Dimanfaatkan secara Optimal

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS Potensi akuakultur nasional sangat besar, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Pemerintah dinilai belum berpihak kepada pengembangan budidaya perikanan nasional.Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budi Wibowo mengemukakan hal tersebut di Jakarta, Senin (24/4). Dari studi Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Bank Dunia, diprediksi hingga tahun 2030 sektor perikanan tangkap sudah dalam kategori stagnan sedangkan perikanan budidaya tumbuh sekitar 3-5 persen per tahun. Momentum ini perlu dioptimalkan dengan keseriusan membangkitkan usaha perikanan budidaya. "Indonesia perlu fokus dalam pengembangan perikanan budidaya agar tidak semakin tertinggal," kata Budi.Ia mencontohkan, Indonesia saat ini jauh tertinggal dibandingkan Vietnam dalam ekspor perikanan. Indonesia memiliki panjang garis pantai 99.181 kilometer atau 30 kali panjang garis Vietnam, yakni 3.000 km, serta zona ekonomi eksklusif (ZEE) 2,9 juta km atau 3 kali ZEE Vietnam, yakni 1 juta km. Namun, nilai ekspor perikanan Indonesia rata-rata sebesar 4 miliar dollar AS atau 0,6 kali Vietnam sebesar 7 miliar dollar AS.Sementara itu, Rapat Kerja Nasional Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) di Bogor, 21-22 April lalu, menyimpulkan, pemanfaatan sumber daya akuakultur di Indonesia masih sangat rendah.Potensi ekonomiMenurut Ketua Umum MAI Rokhmin Dahuri, akuakultur tak hanya menghasilkan bahan pangan, seperti ikan, udang, dan rumput laut, juga perhiasan mewah, seperti mutiara, serta bahan baku industri makanan dan minuman sehat, farmasi, kosmetik, pewarna, film, dan biofuel. Total potensi ekonomi yang bisa dikembangkan dari usaha akuakultur diperkirakan sebesar 200 miliar dolar AS per tahun atau hampir sama dengan APBN 2017. Dengan luas perairan 75 persen dari luas wilayah dan 30 persen wilayah darat berupa ekosistem perairan, seperti danau, sungai, waduk, dan perairan rawa, Indonesia memiliki potensi akuakultur terbesar di dunia, yakni sekitar 100 juta ton per tahun. Potensi lahan budidaya meliputi perairan laut seluas 24 juta hektar, perairan payau untuk tambak seluas 3 juta ha, dan perairan tawar (sungai, danau, waduk) seluas 3 juta ha. Namun, hingga 2016, total produksi akuakultur Indonesia baru sebesar 15,7 juta ton atau 16 persen dari total potensi produksi. Produksi itu pun didominasi rumput laut basah sebesar 10 juta ton.Rokhmin mengingatkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta kementerian terkait belum melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2016 dan Keputusan Presiden No 3/2017 tentang Percepatan Industrialisasi Perikanan Nasional termasuk perikanan budidaya. Pihaknya mendesak pemerintah meningkatkan dukungan terhadap sektor perikanan budidaya nasional dengan fokus kepada pembangunan fasilitas pendukung dan infrastruktur budidaya meliputi jalan, jembatan, irigasi dan listrik. Di samping kemudahan perizinan dan pendanaan."Alokasi anggaran pemerintah untuk perikanan budidaya jangan lagi berbentuk bantuan langsung, karena terbukti sering kali tidak tepat sasaran, tidak efisien, dan menghabiskan anggaran," katanya. (LKT)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000