logo Kompas.id
EkonomiStok Jelang Ramadhan Aman
Iklan

Stok Jelang Ramadhan Aman

Oleh
· 3 menit baca

MALANG, KOMPAS — Pemerintah menjamin ketersediaan bahan pokok menjelang datangnya Ramadhan yang tinggal beberapa pekan. Pengawasan akan dilakukan secara ketat mulai dari pusat hingga daerah dan penumpuk bahan pokok yang mempermainkan harga akan ditindak tegas.Demikian dikatakan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di sela-sela kunjungan ke Pasar Induk Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/4). Enggartiasto didampingi Bupati Malang Rendra Kresna dan Presiden Komisaris Lippo Group Mochtar Riady. "Persediaan aman, harga terkendali, dan kita monitor secara ketat mulai dari pusat, provinsi, dan kabupaten/kota," katanya.Enggartiasto menyebut beberapa bahan pokok yang menjadi perhatian, salah satunya minyak goreng. Ada keterlambatan soal pengemasan minyak goreng, tetapi akan segera masuk ke pasar. Begitu pula stok beras yang saat ini di atas 2,1 juta ton. Ia juga menjamin persediaan daging beku dengan harga maksimal Rp 80.000 per kilogram (kg). Menurut Enggartiasto ada dua sanksi yang akan dijatuhkan kepada distributor, penimbun, atau pihak-pihak yang bermain men jelang puasa. Pertama, Kementerian Perindustrian akan menggerojok barang serupa dengan jumlah lebih besar sehingga penimbun rugi. Kedua, pelaku akan ditangkap dan izin usahanya dicabut. Menyinggung pengaruh cuaca terhadap pasokan bahan pokok, Enggartiasto mengatakan, pengaruh cuaca masih ada. Namun, sebagian besar telah teratasi. Contohnya, harga cabai rawit yang sebelumnya di atas Rp 100.000 per kg karena cuaca, saat ini di kisaran Rp 40.000 per kg. Sejumlah pedagang di Pasar Karangploso mengatakan, sejauh ini pasokan barang dari petani mencukupi, tetapi harga beberapa barang tetap naik. Junimroh (60), seorang pedagang, mengatakan, harga yang naik adalah kentang dari Rp 8.000 per kg menjadi Rp 12.000 per kg. Selain itu, bawang putih yang tadinya Rp 30.000 per kg menjadi Rp 45.000 per kg. Adapun barang lain justru turun harga, seperti cabai rawit yang sekarang Rp 45.000 dari sebelumnya mencapai Rp 125.000 per kg, sementara cabai besar Rp 22.000 per kg dari sebelumnya Rp 60.000 per kg, dan bawang merah Rp 23.000 dari sebelumnya Rp 30.000 per kg. Mencari solusiTerkait harga jual telur ayam dari peternak yang rendah dalam empat bulan terakhir, Enggartiasto menyatakan, pihaknya tengah mencari soluasi. Pemerintah akan menjembatani agar kedua belah pihak, baik peternak rakyat maupun perusahaan integrator sama-sama untung. "Kemarin mereka (peternak) ramai-ramai demo ke kantor kami. Sekarang ini peternak ayam tertekan dengan keberadaan integrator (produsen pakan yang juga memproduksi telur). Kami akan menjembatani. Jadi, ada keseimbangan peternak kecil harus untung, tetapi integrator juga harus untung," ujar Enggartiasto. Menurut Enggartiasto ada dua solusi yang bisa diambil dalam masalah ini. Pertama, kemitraan yang sejajar. Kedua, pemerintah mengintervensi mengenai pakan dan bibit ayam. Di satu sisi melarang perusahaan integrator memang sulit, tetapi di sisi lain meminta harga telur naik terlalu tinggi akan memberatkan konsumen.Sementara itu, dari pantauan Kompas dalam beberapa hari terakhir ini, harga telur di tingkat peternak di Kabupaten Malang mulai membaik. Dari sebelumnya hanya Rp 14.000, kini sudah mencapai Rp 16.000 per kg. Ketua Paguyuban Peternak Ayam Mitra Makmur Sentosa, Donomulyo, Kabupaten Malang Bagus Sugiharto (29) mengatakan, ini merupakan harga telur tertinggi dalam empat bulan terakhir. Sebelumnya harga telur hanya bertahan di kisaran Rp 13.000 per kg. (WER)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000