logo Kompas.id
EkonomiASEAN Perkuat Jaring Pengaman
Iklan

ASEAN Perkuat Jaring Pengaman

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Risiko keuangan global masih menjadi tantangan ke depan bagi negara-negara ASEAN. Karena itu, bank-bank sentral di ASEAN terus memperkuat jaring pengaman finansial baik secara regional maupun ASEAN bersama Korea Selatan, China, dan Jepang (ASEAN+3).Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan hal itu seusai seminar nasional Global Economic Outlook in ASEAN Perspective di Jakarta, Jumat (28/4). Hadir sebagai pembicara adalah Penasihat Ekonomi dan Direktur Departemen Penelitian Dana Moneter Internasional (IMF) Maurice Obstfeld, serta Deputi Gubernur Bank Sentral Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura.Perry mengatakan, pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini diperkirakan lebih tinggi ketimbang tahun sebelumnya, yaitu 3,5 persen. Namun, sejumlah tantangan global, termasuk risiko keuangan global, masih akan berlanjut.Indonesia dan ASEAN berkomitmen untuk memperkuat jaring pengaman finansial regional. Rencana aksi strategis integrasi keuangan regional menuju ASEAN 2025 terus dimatangkan dengan tiga pilar utama, yaitu liberalisasi, stabilisasi, dan inklusi keuangan."Rencana aksinya sudah kami susun bersama bank-bank sentral di ASEAN. Kami juga telah memastikan kesiapan Chiang Mai Initiative Multilaralization (CMIM) bersama ASEAN+3," ujarnya.CMIM merupakan kesepakatan pertukaran mata uang yang melibatkan 10 negara ASEAN+3. Inisiatif bantuan likuiditas itu ditujukan untuk mengatasi kesulitan jangka pendek neraca pembayaran sebuah negara agar tidak terjadi krisis, seperti pada 1997.Perry menambahkan, ASEAN+3 juga memperkuat mekanisme pengawasan dan mitigasi ekonomi makro dengan membentuk Macroeconomic Research Office (AMRO). Lembaga itu akan melakukan penilaian secara reguler terhadap negara-negara anggota, termasuk Indonesia.Reformasi strukturalSementara itu, dalam seminar internasional yang digelar BI terungkap bahwa setiap negara ASEAN berupaya memperkuat stabilitas ekonomi melalui reformasi struktural. Kebijakan moneter dan makroprudensial diambil guna menjaga stabilitas sistem keuangan.Di tengah ketidakpastian keuangan global, ASEAN mewaspadai dan mengantisipasi aliran dana keluar. Hal itu berpotensi terjadi jika Bank Sentral Amerika Serikat (AS) terus menaikkan suku bunga acuan dan reformasi pajak di AS dilakukan.Deputi Gubernur Bank Sentral Filipina Diwa C Guinigundo berharap agar integrasi ASEAN di berbagai bidang dibangun secara berkelanjutan. Pasar intra ASEAN perlu dikembangkan untuk memperkuat ekonomi regional. "Negara-negara anggota ASEAN juga perlu mengelola keseimbangan fiskal dan utang luar negeri dengan lebih berhati-hati. Sistem keuangan perbankan juga perlu dijaga," ujarnya.Obstfeld mengatakan, negara berkembang perlu menghidupkan kembali usaha multilateral. Hal itu dapat dilakukan dengan fokus kepada perdagangan, memperkuat keterampilan tenaga kerja, dan meningkatkan investasi. (HEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000