logo Kompas.id
EkonomiPasar Global Masih Lesu
Iklan

Pasar Global Masih Lesu

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Produksi industri manufaktur besar dan sedang di sembilan provinsi dari 34 provinsi di Indonesia turun. Kesembilan provinsi itu adalah Bengkulu, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Maluku Utara, Sulawesi Barat, Aceh, Lampung, Papua, dan Jawa Tengah.Adapun jenis-jenis industri yang produksinya turun antara lain tekstil, minuman, kayu dan kerajinan, pakaian jadi, serta industri pengolahan lain. Penurunan itu terjadi karena pasar global masih lesu dan pasar tradisional, seperti Amerika Serikat, Jepang, China, dan Eropa masih belum pulih secara optimal.Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/5), mengatakan, produksi industri manufaktur besar dan sedang secara nasional pada triwulan I-2017 tumbuh 4,33 persen dalam setahun. Kendati demikian, produksi industri manufaktur besar dan sedang di sembilan provinsi turun. Produksi industri besar dan sedang di Bengkulu, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau turun di atas 5 persen. Di Bengkulu turun 9,05 persen, Sumatera Utara 7,6 persen, dan Kepulauan Riau 7,5 persen."Sementara, berdasarkan jenisnya, industri yang paling besar penurunan produksinya adalah tekstil, minuman, serta kayu dan kerajinan masing-masing 6,87 persen, 5,42 persen, dan 4,49 persen," ujarnya. Berdasarkan catatan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), pasar tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia di dunia turun dari 2,13 persen pada 2001 menjadi 1,56 persen pada 2016. Indonesia kalah dari Vietnam dan Banglades yang menguasai pasar TPT dunia masing-masing 3,62 persen dan 4,05 persen.Ketua API Ade Sudrajat mengemukakan, penurunan pertumbuhan industri TPT, terutama tekstil, terjadi karena kehilangan daya saing. Biaya produksi menjadi semakin mahal karena energi, yaitu gas dan listrik mahal.Selama ini, energi memberi andil cukup besar terhadap biaya operasional produksi tekstil, yaitu sekitar 18-25 persen. Hal ini memicu minimnya pembelian mesin baru oleh pelaku industri. "Kami berharap pemerintah memperhatikan persoalan ini sehingga industri tekstil nasional kembali berdaya saing," ujarnya.BPS juga mencatat, industri manufaktur mikro dan kecil justru tumbuh pesat. Pada triwulan I-2017, pertumbuhan produksi industri tersebut sebesar 6,63 persen secara nasional dalam setahun. Kendati demikian, begitu ada sejumlah daerah yang produksinya menurun, yaitu Nusa Tenggara Barat (9,56 persen), Jawa Tengah (3,28 persen), dan Kepulauan Riau (1,68 persen)."Berdasarkan jenis industrinya, penurunan produksi industri mikro dan kecil terbesar adalah farmasi dan produk kimia (8,45 persen), jasa reparasi dan pemasangan mesin peralatan (6,3 persen), serta peralatan listrik (5,63 persen)," kata Suhariyanto.Kredit modal kerja Sementara itu, perbankan nasional mencatatkan pertumbuhan kredit yang cukup signifikan pada Maret tahun ini. Salah satu sektor tertinggi yang menerima penyaluran kredit adalah sektor industri.Menurut data yang dirilis Bank Indonesia (BI), kredit yang disalurkan perbankan per Maret 2017 sebesar Rp 4.395 triliun. Besaran kredit ini tumbuh 9,1 persen dalam setahun. Pertumbuhan kredit itu lebih tinggi dari Februari 2017, yakni 8,4 persen dalam setahun. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengemukakan, berdasarkan jenis penggunaan, kredit modal kerja per Maret 2017 mencapai Rp 2.004 triliun atau tumbuh sebesar 8,5 persen dalam setahun. Sementara, kredit investasi sebesar Rp 1.124 triliun atau tumbuh 10 persen dalam setahun. "Peningkatan pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit investasi terutama terjadi pada sektor industri pengolahan yang masing-masing tumbuh 1,2 persen dan 7,3 persen," kata Tirta. Data BI juga menunjukkan, kredit properti per Maret 2017 tumbuh 15,2 persen dalam setahun. Sektor yang tumbuh paling tinggi dalam kredit properti adalah konstruksi, yakni tumbuh 26 persen dalam setahun. (HEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000