Telkomsigma Perkenalkan Produk Star Cloud

Kompas

Director Business Data Center and Manage Services Telkomsigma Andreuw Th

JAKARTA, KOMPAS — PT Sigma Cipta Caraka atau Telkomsigma mulai memasarkan produk infrastruktur penyimpanan data berbasis komputasi awan bernama Star Cloud, Rabu (3/5), di Jakarta. Target utama adalah perusahaan skala kecil menengah, perusahaan rintisan di bidang teknologi, dan perseorangan.

Dengan segmen pasar itu, Business Data Center and Manage Services Telkomsigma Andreuw Th mengatakan, Star Cloud memiliki delapan paket layanan infrastruktur, mulai dari Extra Small hingga Extra Large. Penawaran paket Extra Small mencakup 1 core processor, 1 gigabyte memory, dan 30 gigabyte SSD Disk. Adapun paket Extra Large terdiri dari penawaran 16 core, 48 gigabyte memory, dan 480 gigabyte SSD Disk.

Telkomsigma menargetkan 25.000 pelanggan sampai akhir 2017.

Sejauh ini, pangsa pasar penyedia lokal infrastruktur penyimpanan data berbasis komputasi awan baru sekitar 40 persen. Sisanya dikuasai pemain asing, seperti Amazon dan Microsoft Azure.

”Para pemain asing lebih dahulu menawarkan layanan komputasi awan,” ujarnya.

Salah satu kelebihan Star Cloud terletak pada metode pembayaran layanan secara konvensional melalui gerai Indomart dan Alfamart. Pengguna bisa membayar layanan setelah memakai. Di luar itu, Star Cloud membuka penawaran pembayaran layanan melalui kartu kredit dengan cara prepaid.

Kelebihan lain adalah sistem analisis data dan penyediaan sistem operasi dari sejumlah perusahaan pemain pusat data.

Andreuw mengatakan, model bisnis pusat data dan infrastruktur penyimpanan data berbasis komputasi awan memiliki perbedaan. Layanan pusat data memiliki tarif lebih mahal dan biasa dipakai oleh perusahaan menengah besar. Mereka biasanya menggunakan infrastruktur penyimpanan data berbasis komputasi awan untuk data perusahaan yang bersifat non-utama.

Infrastruktur penyimpanan data berbasis komputasi awan biasanya diminati oleh perseorangan dan perusahaan skala kecil.

”Kami mau tidak mau terjun bermain di bisnis infrastruktur penyimpanan data berbasis komputasi awan. Jika tidak, pasar komputasi awan di Indonesia akan diambil pemain asing,” ujarnya.