logo Kompas.id
EkonomiIndustri Manufaktur Didorong
Iklan

Industri Manufaktur Didorong

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Sektor industri berkontribusi menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Di sisi lain, upaya mendorong pertumbuhan sektor industri masih menghadapi sejumlah tantangan. "Berdasarkan data International Yearbook of Industrial Statistics 2016, industri manufaktur di Indonesia berkontribusi hampir seperempat bagian dari produk domestik bruto nasional," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (3/5). Airlangga menyebutkan, Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan positif, bahkan saat krisis finansial global, yakni kondisi ekonomi kebanyakan negara maju menurun. "Alhasil, Indonesia mencapai peringkat 10 besar negara industri di dunia," ujar Airlangga saat memberi sambutan di pembukaan simposium standar-standar keberlanjutan global. Merujuk data International Yearbook of Industrial Statistics 2016 Organisasi Pembangunan Industri PBB (Unido), posisi Indonesia di peringkat ke-10 itu di atas Inggris, Rusia, Meksiko, Kanada, dan Spanyol. Sementara Badan Pusat Statistik mencatat, produksi industri manufaktur besar dan sedang di triwulan I-2017 naik 4,33 persen dalam setahun. Adapun produksi industri manufaktur mikro kecil triwulan I-2017 tumbuh 6,63 persen dalam setahun. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang antara lain disebabkan kenaikan produksi industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 9,59 persen, industri makanan 8,20 persen, serta industri karet, barang dari karet, dan plastik sebesar 7,80 persen. Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono berpendapat, proyek infrastruktur memperbanyak pekerjaan dan belanja barang. Kondisi ini menciptakan pasar konsumsi bagi industri makanan yang juga memengaruhi industri plastik kemasan. Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono menuturkan, peluang bagi pelaku industri dalam negeri untuk masuk ke pasar yang selama ini diisi produk impor masih terbuka. Berdasarkan data Kemenperin, nilai ekonomi sektor industri kimia, tekstil, dan aneka pada 2016 sebesar Rp 586,6 triliun dengan nilai impor Rp 436,54 triliun. Di sisi lain, Kemenperin memetakan beberapa permasalahan yang dihadapi di sektor industri kimia, tekstil, dan aneka. Permasalahan itu antara lain harga gas yang tinggi, yang mencapai 9-12 dollar AS per juta metrik british thermal unit. (CAS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000