BEKASI, KOMPAS — Pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Langkah itu dilakukan dengan menyediakan fasilitas kemudahan kredit pemilikan rumah atau KPR. Melalui fasilitas yang disediakan, pemerintah mendorong masyarakat untuk memanfaatkannya.
Agar dapat memenuhi kebutuhan rumahnya, Presiden Joko Widodo mengajak rakyat berani mengatur keuangannya sendiri untuk membeli rumah. Pada saat yang sama, pemerintah membantu lewat penyediaan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) melalui bantuan uang muka Rp 4 juta. Tidak hanya itu, melalui program FLPP, angsuran bunga tetap 5 persen per tahun.
"Dengan bantuan ini, uang muka dan biaya administrasi (pembelian rumah) dapat terbayarkan oleh rakyat," kata Presiden Joko Widodo saat meresmikan perumahan Villa Kencana Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (4/5).
Perumahan Villa Kencana Cikarang dibangun untuk kebutuhan masyarakat dengan gaji maksimal Rp 4 juta per bulan. Proyek tersebut berada di atas lahan seluas 105 hektar dengan bangunan rumah sebanyak 8.749 unit. Perumahan ini di bangun sebagai bagian dari program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah tahun 2015.
Pembangunan perumahan dilakukan atas kerja sama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dengan PT Arrayan Bekasi Development. Mekanisme pembelian rumah dengan uang muka Rp 1,12 juta dan cicilan Rp 750.000 hingga Rp 950.000 per bulan. Selama setahun terakhir, pengembang telah membangun 4.734 rumah, dengan luas bangunan 25 meter persegi dan luas tanah 60 meter persegi. Sementara harga rumah bervariasi dari Rp 112 juta sampai Rp 141 juta per unit.
Saat peresmian, Presiden sempat berdialog dengan warga yang membeli rumah di sana. Presiden menanyakan apakah mereka keberatan dengan uang muka dan cicilan rumah? Mereka mengaku tidak keberatan dan siap mengangsur cicilan dari penghasilan keluarga.
Lippo bangun Meikarta
Perkembangan industri di kawasan Bekasi dan Cikarang serta pembangunan infrastruktur di koridor Jakarta-Bandung diperkirakan akan menggerakkan perekonomian di kawasan itu. Karena itu, Grup Lippo berencana membangun kota baru Meikarta di kawasan tersebut.
"Pemerintah membangun pelabuhan baru dan lapangan terbang baru di sana, serta kereta cepat ke Bandung. Juga dibangun tol layang di sana. Sekarang koridor ini sudah menjadi pusat industri di Indonesia," kata CEO Grup Lippo James Riady dalam jumpa pers.
James mengatakan, keberadaan perusahaan-perusahaan raksasa ataupun otomotif raksasa di kawasan Bekasi-Cikarang juga menjadi peluang besar untuk mengembangkan kawasan tersebut menjadi sebuah kota baru yang sekaligus dapat menjadi pendorong perekonomian Indonesia. Menurut dia, Grup Lippo memiliki lahan 22,5 juta meter persegi atau 2.200 hektar di kawasan Cikarang. (NAD/NDY)