logo Kompas.id
EkonomiMenghitungBiaya Pensiun
Iklan

MenghitungBiaya Pensiun

Oleh
· 3 menit baca

Pengeluaran saat pensiun sedikit berkurang daripada saat masa produktif. Setelah pensiun, kira-kira masih ada waktu 20 tahun lagi hingga ajal menjemput. Masa 20 tahun juga memerlukan biaya yang tidak kalah banyak dibandingkan dengan masa produktif. Skema pensiun publik, seperti BPJS Ketenagakerjaan, ditambah dengan skema pensiun dari perusahaan hanya dapat memenuhi 30 persen dari kebutuhan ketika pensiun. Misalnya seseorang dengan penghasilan pada akhir masa produktifnya sebesar Rp 10 juta, hanya mendapatkan sekitar Rp 3 juta dari dana pensiun publik dan perusahaan. Padahal, kebutuhannya setelah pensiun sekitar 80 persen dari pendapatan terakhir atau Rp 8 juta. Jadi masih ada kekurangan Rp 5 juta lagi agar gaya hidupnya sama seperti ketika masih berada pada masa produktif.Jika terjadi selisih seperti itu, hanya ada dua pilihan. Menurunkan drastis gaya hidup dari pendapatan Rp 10 juta menjadi Rp 3 juta atau mencari tambahan untuk mencari kekurangan sebesar Rp 5 juta itu. Cara mencari kekurangan itu pun ada beberapa pilihan. Sebagian memilih bekerja lagi setelah memasuki masa pensiun, entah dengan bekerja pada perusahaan lain atau mulai membangun bisnis. Kekerabatan yang masih kental dalam budaya kita juga memungkinkan pensiunan mengandalkan anak untuk menjadi penunjang pensiun. Jadilah si anak generasi sandwich, generasi yang mendukung sebelumnya juga generasi di bawahnya, yaitu anak.Sementara sebagian mengandalkan penghasilan dari aset, baik properti maupun portofolio. Memiliki rumah, ruko, kios, kondotel, atau properti lain yang disewakan dapat menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pensiun. Pilihan lain adalah memiliki aset portofolio, seperti obligasi, reksa dana, atau saham. Imbal hasil obligasi atau saham lebih tinggi ketimbang produk perbankan, seperti deposito. Bunga obligasi dan dividen saham juga dapat memberikan penghasilan ketika masa pensiun tiba.Misalnya untuk mendapatkan penghasilan Rp 5 juta sebulan selama 20 tahun diperlukan dana Rp 1,2 miliar. Jika sejak pertama bekerja, pada usia 25 tahun, menyisihkan uang sebesar Rp 173.000 dengan asumsi imbal hasil 15 persen per tahun pada usia 55 tahun, uang sebesar Rp 1,2 miliar sudah di tangan. Bahkan, jika ingin memiliki penghasilan Rp 10 juta per bulan selama 20 tahun atau total sebesar Rp 2,4 miliar, hanya perlu menyisihkan Rp 350.000 per bulan selama 30 tahun dengan asumsi suku bunga 15 persen. Karena berinvestasi dalam jangka panjang, aset berisiko yang memberi imbal hasil tinggi dapat menjadi pilihan. Setelah dana terkumpul dan akan digunakan pada saat pensiun, dana tersebut baru dipindahkan ke kelas aset berisiko rendah dan likuid, seperti reksa dana pasar uang. Sedikit uang jika disimpan lama akan memberikan kenyamanan saat pensiun. (ANASTASIA JOICE)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000