YOGYAKARTA, KOMPAS — Kehadiran perusahaan teknologi finansial memberikan alternatif bagi masyarakat mengakses layanan jasa keuangan. Di sisi lain, teknologi finansial dianggap sebagai peluang baru bagi perkembangan bisnis perusahaan-perusahaan di sektor keuangan.
”Suka tidak suka, kehadiran fintech (financial technology) membuat industri keuangan mulai memikirkan kembali model bisnis dan kualitas layanan,” kata Direktur PT Aino Indonesia Syafri Yuzal dalam gelar wicara bertema ”Teknologi Finansial”, di Yogyakarta, Sabtu (6/5).
Gelaran Jogja Geek Fair 2017 ini, lanjut Syafri, menghadirkan lebih dari 50 perusahaan rintisan berbasis teknologi Indonesia. PT Aino Indonesia adalah perusahaan penyedia jasa pembayaran elektronik untuk sektor transportasi massal, layanan pemerintah, pendidikan, dan ritel.
Kehadiran layanan teknologi finansial (tekfin) di Tanah Air bermanfaat meningkatkan efisiensi industri keuangan. Pasalnya, tekfin dapat menjadi pelengkap pada layanan jasa keuangan yang sudah hadir di dalam negeri.
Di tempat yang sama, Chief Technology Officer Ralali.com Irwan Suryadi mengatakan, perusahaan tekfin berusaha menawarkan berbagai jenis layanan jasa keuangan yang sebelumnya hanya digarap lembaga penyedia jasa keuangan.
Memiliki badan hukum
Kepala Tim Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Kantor Perwakilan DI Yogyakarta Rahmat Purwanto menuturkan, BI mewajibkan setiap tekfin memiliki badan hukum di dalam negeri. Selain itu, seluruh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan tidak boleh menggunakan mata uang asing.
Semua perusahaan tekfin wajib menyimpan dana mereka dalam sistem perbankan Indonesia. Menjawab tantangan perkembangan tekfin, tahun lalu BI mendirikan FinTech Office sebagai pusat pengembangan tekfin di Indonesia. Lembaga ini berfungsi mengeluarkan aturan yang mengakomodasi perkembangan dan inovasi terkait teknologi sektor keuangan.
Perkembangan tekfin dalam mendorong UMKM membuat pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020. Target valuasi bisnis mencapai 130 miliar dollar AS.
(DIM)