logo Kompas.id
EkonomiFormal Lambat, Informal...
Iklan

Formal Lambat, Informal Melonjak

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Penciptaan lapangan kerja di kegiatan ekonomi formal tumbuh melambat sejak tahun 2015 dibandingkan dengan periode 2011- 2014. Sebaliknya, pada kegiatan ekonomi informal pada periode yang sama justru melonjak.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angkatan kerja per Februari 2017 adalah 131,55 juta orang atau naik 3,88 juta orang dibandingkan dengan Februari 2016. Mereka yang bekerja berjumlah 124,54 juta orang dan yang menganggur 7,01 juta orang.Dari total penduduk bekerja tersebut, 72,67 juta orang atau 58,35 persen berada di sektor informal. Sisanya, 51,87 juta orang atau 41,65 persen, bekerja di sektor formal. Penciptaan lapangan kerja pada kegiatan ekonomi formal selama 2011-2014 rata-rata sebanyak 1 juta orang per tahun. Sementara selama 2015-2017, penciptaannya turun menjadi rata-rata sebanyak 0,35 juta orang per tahun.Untuk kegiatan ekonomi informal selama 2011-2014, tenaga kerja berkurang rata-rata 625.000 orang per tahun. Pada 2015-2017, jumlah tenaga kerja bertambah rata-rata 883.000 per tahun."Yang patut kita waspadai adalah meningkatnya proporsi pekerja informal. Jadi, iklim investasi seyogianya benar-benar kondusif sehingga bisa mendorong terciptanya lebih banyak lapangan kerja formal," kata Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rahma Iryanti di Jakarta, Senin (8/5).Penambahan kesempatan kerja dalam satu tahun ini, menurut Rahma, cukup besar. Namun, jumlah tenaga kerja yang masuk kegiatan ekonomi informal lebih besar ketimbang yang masuk ke kegiatan ekonomi formal. Perbandingannya hampir dua kalinya. Dengan demikian, pekerja informal meningkat baik jumlah maupun proporsinya.Jumlah pekerja formal secara absolut, Rahma menambahkan, sebenarnya juga meningkat. Namun, karena meningkatnya jauh lebih rendah ketimbang pekerja informal, maka proporsinya menurun.Iklim investasiRahma menekankan, untuk meningkatkan jumlah lapangan kerja, intinya adalah mendorong iklim investasi, termasuk regulasi yang dibuat, agar jangan sampai memicu pengalihan dari formal ke informal. Hal ini harus menjadi pemikiran bersama tentang bagaimana menjaga agar efisiensi pasar tenaga kerja membaik sebagai pilar daya saing global. "Orang yang butuh pekerjaan sangat besar. Namun, karena pekerjaan formal yang tersedia hanya terbatas, banyak orang lari ke pekerjaan informal. Kalau bedanya kecil, bisa dimaklumi karena faktor pilihan angkatan kerja. Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timbul Siregar berpendapat, saat ini banyak jenis pekerjaan yang sifatnya semiformal dan dikategorikan dalam sektor informal. Biasanya terjadi pada jenis pekerjaan berbasis aplikasi digital."Teknologi menciptakan lapangan kerja baru yang sifatnya masih banyak dikategorikan informal," kata Timbul. Sementara terkait pembangunan infrastruktur yang dipacu pemerintahan Presiden Joko Widodo, Timbul melanjutkan, banyak menciptakan lapangan pekerjaan. Namun, banyak di antaranya yang masuk kategori informal. Ini jamak terjadi untuk jenis pekerjaan yang disubkontrakkan sampai beberapa lapis."Pembangunan infrastruktur adalah membangun fondasi. Tidak akan langsung kelihatan dampaknya dalam waktu dekat. Namun, setelah selesai, kita bisa mengharapkan akan banyak investor yang masuk ke Indonesia. Semoga ketika infrastruktur sudah berfungsi dan investor masuk, maka proporsi formal dan informal bisa 50:50," kata Timbul. (LAS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000