BOYOLALI, KOMPAS — Bank Pembangunan Daerah Jateng menyediakan Rp 2,5 triliun untuk kredit dengan suku bunga 7 persen bagi usaha mikro, kecil, dan menengah. Kemudahan UMKM mengakses permodalan diyakini akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengatakan, Rp 2,5 triliun merupakan 5 persen dari total aset perusahaan hingga Desember 2017 sebesar Rp 51,25 triliun.
"Penguatan kredit UMKM untuk menumbuhkan daya beli dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terlebih, daya serap tenaga kerja industri skala UMKM juga cukup tinggi," kata Supriyatno saat berbicara dalam Forum Ekonomi Nusantara bertema "Peran UMKM Mengembangkan Perekonomian Daerah" di pendopo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (10/5).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Asisten Deputi Permodalan Kementerian Koperasi dan UKM Luhur Pradjanto, Direktur Pendayagunaan Sumber Alam dan Teknologi Tepat Guna Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Suprapedi, serta dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Retno Tanding Suryandari juga hadir sebagai pembicara. Diskusi dimoderatori wartawan Kompas, Bambang Sigap Sumantri.
Menurut Supriyatno, produk kredit usaha mikro bernama Kredit Mitra Jateng (KMJ) 25 ini dibuat untuk membantu pembiayaan UMKM dengan cepat serta akses yang menjangkau hingga perdesaan. Pagu kredit yang disediakan bank untuk setiap nasabah Rp 25 juta.
Hingga 31 April 2017, kata Supriyatno, ada 12.594 debitor KMJ 25 dengan total kredit Rp 241,017 miliar.
Ganjar Pranowo menilai, kemudahan permodalan bagi UMKM menyumbang kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi Jateng 5,28 persen atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang pada 2016 sebesar 5,02 persen.
"Pertumbuhan ekonomi di Jateng sebagian besar disumbangkan sektor industri dan perdagangan. Jika ada kemudahan usaha untuk dua sektor itu, pertumbuhan ekonomi di provinsi ini bisa semakin tinggi dan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.
Ganjar menambahkan, Pemerintah Provinsi Jateng bersama mitra BUMN dan swasta akan membina pelaku usaha kecil agar berkembang.
Inovasi
Retno Tanding Suryandari menilai, inovasi produk UMKM dapat memberi pilihan kepada pasar. "Inovasi dalam suatu kelompok antar-usaha dapat mendukung usaha yang sudah ada atau memberi kesempatan bisnis baru untuk memenuhi kebutuhan pasar," ujarnya.
Luhur Pradjanto menambahkan, pemerintah pusat memandang Jateng sebagai percontohan implementasi penyaluran kredit murah.
Sementara Suprapedi menilai, UMKM dapa diperkuat melalui badan usaha milik desa (BUMDes) sebagai pilar ekonomi kerakyatan. (DIM)