logo Kompas.id
EkonomiPositif, tetapi Ada Tantangan
Iklan

Positif, tetapi Ada Tantangan

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Ekspor Indonesia mulai menunjukkan pemulihan sejak triwulan IV-2016 sampai dengan triwulan I-2017. Ke depan, pemulihan diharapkan akan terus berlanjut. Namun, ketidakpastian perdagangan global dan tantangan stabilitas politik domestik masih menghantui. Pada Oktober, November, dan Desember 2016, ekspor tumbuh lebih tinggi daripada periode sama 2015 sekaligus dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya. Gejala pemulihan berlanjut pada triwulan I-2017. Nilai ekspor Januari-Maret 2017 mencapai 40,61 miliar dollar AS atau sekitar Rp 540,113 triliun atau naik 20,84 persen ketimbang periode yang sama pada 2016."Kita harus optimistis. Untuk itu, kita harus mampu mendorong ekspor agar lebih baik," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani di Jakarta, Kamis (11/5).Hariyadi menuturkan, pasar ASEAN harus digarap serius. Dunia usaha dan pemerintah selama ini belum terlalu fokus menggarap pasar ASEAN. Padahal, pasarnya besar, lokasinya paling dekat, dan bea masuknya sudah nihil karena memberlakukan Komunitas Ekonomi ASEAN. "Banyak produk kita bisa menguasai pasar ASEAN. Misalnya adalah produk makanan dan minuman, tekstil, dan produk berbasis industri kreatif," katanya.Pasar lain yang berpotensi dioptimalkan adalah Australia. Meski penduduknya tidak terlalu banyak, pendapatan per kapita penduduk besar. Namun, Hariyadi mengingatkan adanya tantangan eksternal dan internal. Dari eksternal, tantangannya adalah ketidakpastian yang berasal dari kebijakan proteksionisme Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dari internal, tantangannya adalah stabilitas politik. Suhu politik yang memanas dengan isu rasisme dan sentimen agama sangat memengaruhi iklim dunia usaha sebagaimana terjadi pada Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta lalu. "Mulai 2018 sampai menjelang Pemilihan Umum Presiden 2019, suhu politik pasti juga akan memanas. Dunia usaha berharap kontestasi politik berlangsung sehat sehingga tidak mengganggu ekonomi yang sudah mulai pulih ini," kata Hariyadi. Secara terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto memperkirakan, ekspor ke depan akan tetap tumbuh positif. Ini didasarkan atas tren yang sudah terjadi sejak akhir 2016 sampai dengan triwulan I-2017. Ekspor triwulan I-2017 tumbuh 8,04 persen. Pada periode yang sama pada 2015 dan 2016, pertumbuhannya konsisten negatif. Usulan imporPT Garam (Persero), mengajukan usulan impor garam konsumsi tahap kedua sebesar 151.000 ton. Impor tambahan itu ditujukan untuk mengisi kebutuhan pabrik garam dan industri kecil menengah. Direktur Pemasaran PT Garam Ali Mahdi mengemukakan, usulan impor telah diajukan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan pekan lalu. Jumlah tambahan impor yang diusulkan itu berasal dari sisa kuota impor garam konsumsi sebesar 226.124 ton. (LAS/LKT)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000