logo Kompas.id
EkonomiJalur Tol Laut Akan Terus...
Iklan

Jalur Tol Laut Akan Terus Ditambah

Oleh
· 3 menit baca

NUSA DUA, KOMPAS — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui masih banyak hal perlu diperbaiki pada penerapan jalur tol laut sejak dimulai tahun 2015. Jalur tol laut terus ditambah untuk melayani pengiriman barang ke Indonesia timur.Budi mengatakan, frekuensi memang menjadi salah satu kendala untuk bisa terus menekan harga barang, tetapi tetap dipertimbangkan kesiapan daerah setempat menyediakan barang untuk diangkut. "Sementara ini, frekuensi rata-rata dua minggu sekali. Jika harga bisa dikontrol dan barang siap dibawa untuk didistribusi ke Indonesia bagian barat, frekuensi pengiriman ditambah," kata Budi seusai menutup Konferensi Pelabuhan Sedunia (International Association of Ports and Harbors/IAPH) Ke-30 di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (12/5). Tol laut berfungsi untuk menekan disparitas harga barang dan menghidupkan perdagangan di Indonesia timur. Ini merupakan penerapan komitmen menyeimbangkan distribusi barang dan harga antara Indonesia barat dan timur. Sebelum ada tol laut, masyarakat Indonesia timur hanya menerima barang, terutama bahan kebutuhan pokok dari Pulau Jawa, tanpa ada produk unggulan yang bisa dikirim menggunakan kapal. Dengan adanya tol laut, pemerintah daerah dan masyarakat punya akses untuk mengirimkan hasil bumi dan produk olahan ke Pulau Jawa. Pelabuhan Indonesia bersama Pelni, Perum Bulog, dan ASDP diminta untuk menjalankan tol laut melalui program Rumah Kita. Saat ini, barang yang didistribusikan melalui program Rumah Kita masih berupa semen dan beras. Bupati Ende Marselinus YW Petu mengapresiasi program tol laut. Ia bersama masyarakat bersemangat memanfaatkannya tak hanya untuk pengiriman bahan mentah, tetapi juga barang jadi untuk menghidupkan perekonomian Ende.General Manager Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Tenau Kupang, Nusa Tenggara Timur, Boy Robyanto mengatakan, tol laut melalui program Rumah Kita disambut antusias pemerintah setempat dan masyarakat. Pengiriman perdana semen langsung terserap pasar. Setelah bongkar muatan semen selesai, kapal program Rumah Kita mengangkut sejumlah barang hasil bumi Kupang dan sekitarnya, seperti kopi dan kakao. "Pemerintah dan masyarakat setempat membutuhkan pembangunan infrastruktur. Semen menjadi bahan baku yang utama sehingga penyerapannya disambut baik karena harga yang tak jauh berbeda dengan Pulau Jawa hanya selisih Rp 2.500 per zak," kata Boy.Lebih singkatIa mencontohkan, pengiriman semen ke Kupang bisa dipersingkat menjadi kurang dari sepekan. Harga bisa ditekan menjadi Rp 45.000 per zak dari sebelumnya Rp 75.000 per zak di Kupang. Satu kontainer berisi sekitar 400 zak terkirim dan terserap. Menurut rencana, program Rumah Kita akan mengirim hingga enam kontainer karena kebutuhan pasar semen di Kupang tercatat sekitar 115.000 zak per tahun. Hanya saja, kontainer kedua dan seterusnya terhambat pengirimannya karena harus menunggu interval waktu kedatangan kapal pengangkutnya 38 hari kemudian. Boy menambahkan, pihaknya menghadapi kendala terkait dengan harga. Alasannya, sebagian masyarakat terbiasa dengan harga mahal. Harga semen yang sama dengan Pulau Jawa ini berperang dengan sejumlah tengkulak di Kupang. Pelindo III juga meningkatkan perbaikan pelabuhan di Indonesia timur, termasuk Kupang dan 12 pelabuhan lainnya. Anggaran setiap pelabuhan membutuhkan sekitar Rp 30 miliar. Tahun ini semuanya memasuki tahapan pembangunan. (AYS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000