AirAsia Serius Masuk ke China
JAKARTA, KOMPAS — AirAsia Berhad menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan Everbright dan Henan Government Working Group untuk mendirikan maskapai berbiaya hemat (low-cost carrier) di China.
Dalam siaran pers yang dikirim, Senin (15/5), isi nota kesepahaman tersebut ialah ketiga pihak akan bekerja sama mendirikan perusahaan joint venture yang akan dikenal sebagai AirAsia China yang akan mengoperasikan maskapai berbiaya hemat (LCC) berbasis di Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan di Tiongkok tengah.
Selain itu, AirAsia China juga akan berinvestasi di infrastruktur penerbangan, termasuk terminal khusus LCC di Bandara Zhengzhou dan akademi penerbangan untuk melatih pilot, awak kabin, dan mekanik, serta fasilitas maintenance, repair and overhaul (MRO) untuk servis pesawat terbang.
MOU tersebut ditandatangani oleh CEO Grup AirAsia Tony Fernandes, Direktur Eksekutif dan Presiden Everbright Financial Investment Holding Wang Weifeng, serta Vice Chairman dan Presiden Grup Henan Airport Li Weidong di China World Hotel, Minggu (14/5).
Penandatanganan perjanjian tersebut disaksikan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Duta Besar Malaysia untuk China Zainuddin Yahya, Utusan Khusus Malaysia untuk China Ong Ka Ting, Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Pertanian Malaysia Shabery Cheek, Menteri Besar Melaka Idris Haron, Vice Chairman dan Presiden Grup China Everbright Gao Yunlong, Direktur Eksekutif Everbright Financial Investment Holding Xu Hongzhe, dan Wakil General Manager Grup Henan Investment Li Xingjia.
Turut hadir pada penandatanganan perjanjian Executive Chairman AirAsia Datuk Kamarudin Meranun, Senior Independent Non-Executive Director AirAsia Fam Lee Ee, dan Presiden AirAsia Kawasan Asia Utara Kathleen Tan.
Berbicara dalam pertemuan tertutup tiga belah pihak dengan AirAsia dan Everbright sebelum penandatanganan MOU, Wakil Gubernur Pemerintah Rakyat Provinsi Henan Shu Qing, yang tidak dapat hadir dalam seremoni, mengatakan, “Henan sangat senang dapat menawarkan AirAsia sebuah rumah di China. Zhengzhou pernah menjadi ibu kota China kuno. Dengan AirAsia yang mendukung aeropolis di kota ini—sebuah zona industri, komersial, dan logistik dengan luas lima kali lipat dari Manhattan di mana bandara di jantungnya—kami memiliki keyakinan mutlak bahwa kami akan berhasil mengubah Zhengzhou menjadi ibu kota baru untuk transportasi dan logistik regional dan global.”
Vice Chairman dan Presiden Grup China Everbright Gao Yunlong mengatakan, "Kami sangat antusias dapat menjadi bagian dari kerja sama ini untuk membawa AirAsia ke China. Kami percaya bahwa China siap untuk LCC yang terkemuka dan kami merasa bahwa AirAsia dapat memenuhi janji tersebut dengan memberikan nilai yang nyata bagi wisatawan China berkat kombinasi unik antara tarif yang hemat dan layanan kelas dunia."
CEO Grup AirAsia Tony Fernandes mengatakan, "Kami memilih Zhengzhou sebagai basis kami karena lokasinya yang strategis dan signifikansinya sebagai pusat logistik. Sebagai pintu gerbang China ke Eropa, Zhengzhou berada di pusat jaringan kereta api, jalan raya, dan transportasi udara yang menjadikannya ujung tombak kebijakan untuk mengembangkan kawasan pusat dan barat China. Dengan visi Presiden Xi Jinping untuk mewujudkan One Belt, One Road, Zhengzhou akan menjadi lebih signifikan lagi, paling tidak sebagai jantung perjalanan udara berbiaya hemat di Asia utara.”
“Badan usaha di China ini merepresentasikan potongan puzzle terakhir AirAsia. Hanya dalam 16 tahun, kami telah dengan sukses hadir di Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, India, dan Jepang, dengan China melengkapi seluruh wilayah utama di Asia Pasifik. Sesuai dengan namanya, kini AirAsia benar-benar telah menjadi satu-satunya maskapai yang menghubungkan wisatawan dari seluruh Asia Pasifik—dari China, Jepang, dan Korea Selatan di utara; Australia dan Selandia Baru di selatan; India dan Timur Tengah di barat; dan ASEAN sebagai pusatnya—merepresentasikan fondasi yang luar biasa untuk mendorong pertumbuhan bagi mitra-mitra kami dan mengusung perubahan di wilayah ini. "
Executive Chairman AirAsia Datuk Kamarudin Meranun mengatakan, “Kami sangat senang bisa bekerja sama dengan Grup China Everbright. Kerja sama ini adalah yang terbaru dalam serangkaian kolaborasi strategis dengan berbagai perusahaan asal China, mulai dari Tencent, Alipay, dan Union Pay untuk pembayaran, hingga ke ICBC untuk pembiayaan pesawat terbang dan CALC untuk penyewaan pesawat terbang. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan Huawei untuk membangun maskapai penerbangan digital dan bandara pintar yang mentransformasi cara kita untuk bepergian dan juga mulai mengeksplorasi COMAC C919. China telah menjadi mitra yang baik bagi kami dan kami ingin membalasnya secara besar-besaran, dan ini hanyalah awal dari kemitraan yang akan menguntungkan China dan Malaysia.
AirAsia adalah LCC asing pertama yang masuk ke China dan telah membawa lebih dari 22 juta penumpang sejak pembukaan rute pertamanya ke China pada April 2005. AirAsia dan AirAsia X saat ini terbang ke 15 destinasi di China dan merupakan LCC asing terbesar di negara ini.