logo Kompas.id
EkonomiPLN Perkuat Pasokan Batubara
Iklan

PLN Perkuat Pasokan Batubara

Oleh
· 4 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memperkuat pasokan batubara untuk program pembangkit 35.000 megawatt. PLN menandatangani kontrak penyediaan batubara 4,8 juta ton per tahun untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tanjung Jati B di Jepara, Jawa Tengah.Batubara tersebut digunakan memenuhi kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B Unit 1-4 yang masing-masing berkapasitas 660 MW. Batubara dipasok dari PT Indominco Mandiri dan PT Kaltim Prima Coal yang berlaku selama lima tahun. "Pengiriman batubara dijadwalkan dimulai pada Juni 2017. Spesifikasinya mengandung 5.500-5.700 kilokalori per kilogram," ujar Kepala Satuan Komunikasi Korporat I PLN Made Suprateka, Senin (15/5), di Jakarta.PLTU Tanjung Jati B Unit 1-2 sudah beroperasi sejak 2010, sedangkan Unit 3-4 mulai beroperasi pada 2012. Selanjutnya, pembangkit itu diperbesar kapasitasnya dengan pembangunan Unit 5-6 dengan kapasitas 2 x 1.000 MW. "Kebutuhan batubara untuk Unit 5-6 sebesar 7 juta ton per tahun. Jadi, masih perlu tambahan pasokan batubara," kata Made.PLTU Tanjung Jati B Unit 5-6 merupakan bagian dari program pembangkit 35.000 MW. Komitmen pembiayaan proyek PLTU itu sudah ditandatangani pada Oktober 2016. Pembangkit ini dijadwalkan dapat beroperasi pada 2020. Dalam program 35.000 MW, kapasitas pembangkit berbahan bakar batubara sekitar 50 persen. Hal itu setara dengan kebutuhan batubara sebanyak 80 juta sampai 90 juta ton per tahun. Sisa sumber energi berasal dari gas (25 persen) dan energi terbarukan (25 persen).Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sujatmiko mengatakan, tahun ini proyeksi produksi batubara di dalam negeri 413 juta ton. Dari jumlah itu, 121 juta ton dipasok untuk kebutuhan di dalam negeri."Pasokan untuk domestik otomatis meningkat seiring dengan makin banyaknya pembangkit tenaga uap yang beroperasi dalam program 35.000 megawatt," ujar Sujatmiko.Sebelumnya, pasokan batubara pada program 35.000 MW diragukan kecukupannya. Pasalnya, tahun lalu harga batubara berada di kisaran 50 dollar AS per ton. Bagi produsen, harga itu tidak ekonomis sehingga produksi dikurangi. Pada akhir 2016, harga batubara beranjak naik, bahkan sempat mencapai 100 dolar AS per ton pada Desember 2016. Harga kembali turun dan kini beranjak lagi menjadi 83,81 dollar AS per ton untuk periode Mei 2017.Kenaikan harga itu direspons perusahaan tambang dengan menaikkan produksi batubara untuk tahun ini. Harga membaik dipicu meningkatnya permintaan batubara dari India dan China. Kedua negara itu adalah pengguna batubara dalam jumlah besar di dunia.Cadangan migasPT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero), melaksanakan kegiatan survei seismik tiga dimensi di daratan Papua untuk mendapatkan cadangan minyak dan gas bumi. Defisit pasokan dan kebutuhan minyak dan gas bumi (migas) pada tahun-tahun mendatang bakal semakin lebar seiring menipisnya cadangan. Survei seismik merupakan bagian awal pencarian cadangan minyak dan gas bumi. Hasil survei akan menentukan apakah suatu lokasi mengandung hidrokarbon atau tidak. Luas lokasi yang disurvei Pertamina EP di daratan Papua adalah 500 kilometer persegi."Tahun ini, luas kawasan survei seismik adalah 200 kilometer persegi dan sisanya seluas 300 kilometer persegi akan dikerjakan tahun depan. Dari kegiatan itu, baru bisa dikaji apakah wilayah tersebut punya potensi cadangan atau tidak," kata Pelaksana Tugas Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf. Defisit antara pasokan dan kebutuhan migas diperkirakan kian lebar dalam kurun beberapa tahun mendatang. Pada 2020, defisit minyak dan gas diperkirakan mencapai 800.000 barrel setara minyak per hari (BOEPD). Defisit membesar menjadi 2.800 BOEPD. Minimnya penemuan cadangan baru, sementara konsumsi terus membesar menjadi pemicu utama melebarnya defisit tersebut. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 2017, cadangan minyak Indonesia saat ini sekitar 3,3 miliar barrel, sedangkan cadangan gas bumi sekitar 101 triliun kaki kubik. Aktivitas pencarian cadangan minyak dan gas bergeser ke wilayah timur Indonesia dengan karakteristik di laut dalam, berbiaya tinggi, dan tingkat keberhasilan rendah. (APO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000